TIMES JATIM, MOJOKERTO – Pengurus Cabang (PC) Korps Pergerakan Mahasiswa IsIam Indonesia Putri (KOPRI PMII) melakukan sosialisasi pencegahan kekerasan seksual di SMP Islam Brawijaya Mojokerto. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi dan menekan angka kekerasan seksual terutama pada anak dibawah umur di Kota Mojokerto.
Ketua PC KOPRI PMII Mojokerto, Hajar Estina mengungkapkan bahwa angka kekerasan seksual di Kota Mojokerto mulai menurun. Oleh karena itu, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas terkait guna memberikan edukasi pentingnya menciptakan ruang aman bagi anak. Agar tindak kekerasan seksual mengalami penyusutan dan tidak ada kasus-kasus lain serta korban kekerasan seksual lainnya.
"Menurut data kasus kekerasan dan pelecehan seksual sudah mengalami penurunan tapikan angka yang turun tersebut bukan berarti tidak ada pelecehan maupun kekerasan, maka tindakan yang kita lakukan yaitu terus mengawal agar angka tersebut terus turun, nah langkah yang kita ambil adalah bekerja dengan Dinas terkait dan juga sekolah untuk melakukan sosialisasi pencegahan kekerasan seksual, " jelasnya, Rabu (13/2/2025).
Selain itu, kegiatan tersebut merupakan salah satu program kerja yang digagas oleh KOPRI PC PMII Mojokerto. "Kami ada program kerja yakni pengawalan isu gender nah salah satunya melakukan sosialisasi ini," imbuhnya.
Menurut Esti sapaan akrabnya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Sosial Kota Mojokerto untuk melakukan tiga kegiatan pada bulan Februari.
Mengenai sasaran sosialisasi, Esti menjelaskan, targetnya untuk saat ini di Kota Mojokerto, yaitu anak-anak SMP. Sebab mereka baru memasuki masa-masa pubertas dan harus dikenalkan seperti apa jenis kekerasan seksual.
"Kami mengambil sample di SMP karena SMP ini masa-masa siswa pubertas, makanya mereka harus di kenalkan bagaimana bentuk-bentuk dan jenis kekerasan maupun pelecehan," ujarnya.
Terpisah, Kepala sekolah SMP IsIam Brawijaya, Khoirul Huda menilai acara tersebut sangat baik, sebab memberikan penguatan dan pemahaman terhadap anak dalam mengatasi Atau melaporkan jika kekerasan di lingkungan sekolah.
"Piihak sekolah sudah membentuk tim untuk pencegahan dan penanganan kekerasan agar anak-anak tidak lagi malu atau takut ketika terjadi sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman, sehingga nanti bisa memverifikasi dan menindaklanjuti," ungkapnya Khoirul.
Lebih lanjut, Khoirul menegaskan di SMP Islam Brawijaya sudah ada Satgas (Satuan Tugas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) yang di bentuk tahun 2023, dan sudah beroperasi sebagaimana mestinya.
"Kami menyediakan layanan laporan di ruang BK kalau ada yang mau melapor SOP dan jika ada yang tidak berani bisa lapor lewat link yang sudah disediakan," tegasnya.
Selanjutnya, Khoirul berharap kegiatan tersebut bisa terus berkelanjutan secara rutin dengan skala lebih besar lagi. "Harapannya ini bisa dilaksanakan secara rutin dan itu sasaran bisa lebih diperluas," ucapnya. (*)
Pewarta | : Thaoqid Nur Hidayat |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |