TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Di Desa Suko, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, berdiri sebuah lembaga pendidikan yang menawarkan pendekatan berbeda dalam mencetak generasi muda. Hassanah Foundation, yang didirikan pada 2019, memadukan pengajaran Al-Quran dengan ilmu pengetahuan eksak seperti matematika dan bahasa Inggris.
Dengan visi besar mencetak generasi berakhlakul karimah sekaligus kompeten secara akademik, yayasan ini berhasil memposisikan diri sebagai pelopor pendidikan berbasis holistik di wilayahnya.
Dari Keprihatinan Menuju Perubahan Nyata
Hassanah Foundation lahir dari keprihatinan seorang tokoh lokal, Syeih Najib Salim Attamimi, yang melihat banyak anak di lingkungannya menghabiskan waktu bermain tanpa arah.
Dengan semangat untuk membawa perubahan, pada tahun 2019, ia memulai pengajaran Al-Quran di sebuah musholla milik Ustad Moh. Abdullah. Sambutan masyarakat sangat positif, dan dalam waktu setahun jumlah santri meningkat pesat hingga mencapai 85 orang.
Namun, keterbatasan ruang di musholla menjadi tantangan. Melihat kebutuhan akan fasilitas yang lebih memadai, Syeih Najib memutuskan untuk membangun gedung baru pada tahun 2021 di atas lahan seluas 1.500 meter persegi. Dengan fasilitas yang modern dan nyaman, Hassanah Foundation terus berkembang, melayani lebih dari 120 santri hingga saat ini.
Pendekatan Pendidikan Holistik
Hassanah Foundation tidak hanya mengajarkan Al-Quran, tetapi juga menggabungkan pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan umum.
Setiap minggu, santri mengikuti pelajaran matematika dan bahasa Inggris. Kedua mata pelajaran ini dianggap penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia modern yang kompetitif.
Metode pengajaran Al-Quran di yayasan ini menggunakan pendekatan tartil, di mana santri tidak hanya belajar membaca Al-Quran dengan baik dan benar, tetapi juga memahami makna dari setiap ayat.
Ustad Sahawi, salah satu pengajar utama, menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap Al-Quran sebagai bekal hidup para santri.
Fasilitas Modern dan Lingkungan Kondusif
Gedung Hassanah Foundation dirancang dengan nuansa futuristik bergaya Timur Tengah. Bangunan putih megah ini memberikan kenyamanan bagi santri dan menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Di samping gedung utama, berdiri Masjid Al Hassanah, yang diresmikan oleh Jusuf Kalla pada tahun 2022. Masjid ini tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga tempat kegiatan spiritual dan pembelajaran tambahan.
Fasilitas lainnya meliputi ruang kelas luas, area terbuka untuk kegiatan bersama, serta ruang khusus untuk hafalan Al-Quran. Jadwal belajar berlangsung setiap hari dari pukul 14.30 hingga 17.00 WIB, dengan kegiatan sholat ashar berjamaah sebagai bagian dari rutinitas harian.
Pendidikan Gratis untuk Semua
Salah satu keunggulan Hassanah Foundation adalah komitmen mereka dalam memberikan pendidikan gratis.
Syeih Najib Salim Attamimi sepenuhnya menanggung biaya operasional yayasan dari dana pribadinya. Hal ini memungkinkan anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk tetap mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa harus memikirkan biaya.
“Setiap tahun, banyak orang tua dari desa sekitar mendaftarkan anak mereka. Namun, kami harus membatasi jumlah santri untuk memastikan kualitas pembelajaran tetap terjaga,” ujar Ustad Abdullah.
Prestasi di Bidang Agama dan Akademik
Pendidikan yang diberikan di Hassanah Foundation membuahkan hasil nyata. Para santri kerap berpartisipasi dalam berbagai lomba Al-Quran, khususnya di bidang tartil dan hafalan, serta sering kali membawa pulang penghargaan.
Tidak hanya itu, pelajaran matematika dan bahasa Inggris yang diberikan juga membuka peluang bagi mereka untuk bersaing dalam olimpiade akademik.
“Banyak santri kami yang telah mengikuti lomba-lomba, baik di bidang agama maupun akademik. Ada yang menang, ada juga yang belum, tapi yang terpenting adalah mereka terus berkembang,” tambah Ustad Abdullah.
Membangun Karakter dan Akhlakul Karimah
Lebih dari sekadar pendidikan akademik dan agama, Hassanah Foundation menekankan pentingnya pembentukan karakter.
Para santri diajarkan untuk memiliki sifat disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. Nilai-nilai moral seperti ini ditanamkan melalui interaksi sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas.
Dengan jumlah pengajar sebanyak 14 orang, yayasan ini memastikan setiap santri mendapatkan perhatian yang cukup. Semua pengajar memiliki sertifikasi di bidangnya, memastikan kualitas pendidikan yang diberikan sesuai standar.
Ke depan, Hassanah Foundation berencana untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas fasilitas. Visi mereka adalah mencetak lebih banyak generasi muda yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama dan akademik, tetapi juga siap menghadapi tantangan global dengan akhlak mulia sebagai fondasi utama.
“Selain pendidikan agama dan pengetahuan umum, kami sangat menekankan pentingnya pendidikan moral. Ini menjadi pondasi utama dalam membentuk generasi yang berintegritas,” ujar Syeih Najib.
Dengan dukungan masyarakat dan komitmen tinggi dari para pengajar, Hassanah Foundation telah membuktikan bahwa pendidikan holistik dapat menciptakan generasi yang siap membawa perubahan positif bagi masyarakat.
Hassanah Foundation adalah bukti nyata bahwa integrasi antara pendidikan agama dan ilmu pengetahuan dapat berjalan seiring, mencetak pemimpin masa depan yang berilmu, berakhlak mulia, dan berdaya saing tinggi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Hassanah Foundation, Mencetak Generasi Unggul dengan Menggabungkan Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
Pewarta | : Imadudin Muhammad |
Editor | : Imadudin Muhammad |