https://jatim.times.co.id/
Kopi TIMES

Fenomena Jalan Sehat: Antara Peringatan HUT RI dan Persaingan Politik

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 13:21
Fenomena Jalan Sehat: Antara Peringatan HUT RI dan Persaingan Politik Mohamad Ali Murtadho, Dosen dan Peneliti di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Unipdu Jombang dan Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kab. Jombang

TIMES JATIM, JOMBANG – Minggu, 25 Agustus 2024, warga Jombang disuguhkan dengan dua acara jalan sehat yang menarik perhatian publik. Di satu sisi, ada "Jalan Sehat Bareng Warsubi" yang diadakan di Alun-Alun Jombang oleh tim pemenangan Warsubi, yang dikenal sebagai kubu Mojokrapak. 

Di sisi lain, ada acara "Gerak Merdeka" yang berlangsung di Lapangan Untung Suropati Tambakberas, diselenggarakan oleh komunitas Gerakan Pemuda Ansor, yang diprakarsai oleh kubu Tambakberas, pendukung Mundjidah Wahab. Meski kedua acara ini dibungkus dalam rangka peringatan HUT Republik Indonesia ke-79, sebenarnya mereka lebih merupakan ajang unjuk kekuatan dan psywar antara dua kubu ini dalam kontestasi Pilkada 2024.

Persaingan Hadiah dan Massa

Persaingan antara kubu Mojokrapak dan kubu Tambakberas terasa semakin intens. Awalnya, kubu Mojokrapak menawarkan hadiah utama berupa satu mobil dan dua paket umroh. Namun, kubu Tambakberas tidak tinggal diam dan segera mengadakan jalan sehat dengan hadiah utama umroh serta hiburan musik "Elsamba". 

Merespons hal ini, kubu Mojokrapak langsung menaikkan tawarannya dengan menambah jumlah paket umroh dari dua menjadi empat. Ini jelas merupakan upaya untuk menarik lebih banyak massa.

Adu Narasi di Media Sosial

Tak hanya di lapangan, persaingan ini juga merambah ke dunia maya. Para pendukung dari masing-masing kubu saling beradu narasi di media sosial. Isu tukar kupon dengan KTP atau tanpa KTP menjadi bahan perdebatan yang ramai. Perdebatan ini menunjukkan bahwa persaingan kedua kubu tidak hanya soal acara jalan sehat, tapi juga tentang siapa yang bisa mengendalikan opini publik.

Makna Sejati Jalan Sehat yang Hilang

Ironisnya, kegiatan yang seharusnya menjadi ajang kebersamaan dan kesehatan ini justru kehilangan esensinya. Penulis berpendapat bahwa kegiatan tersebut lebih banyak menunjukkan kekuatan massa, kekuatan logistik, popularitas, dan besarnya hadiah yang ditawarkan, daripada memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat. Dalam konteks politik, hal ini juga mencerminkan perang "isi otot" dan bukan "isi otak".

Sebagai seorang akademisi, penulis berharap ada pertarungan politik yang lebih berfokus pada adu gagasan dan visi untuk membangun Jombang yang lebih baik. Proses politik yang mahal dan penuh biaya seperti ini dikhawatirkan akan berdampak pada orientasi pemimpin yang terpiih yang hanya berusaha mengembalikan modal saat pemilihan, sehingga kepentingan rakyat pun terancam terabaikan.

Kedepannya, semoga masyarakat Jombang lebih kritis dalam melihat fenomena seperti ini, dan lebih memilih pemimpin berdasarkan visi dan kemampuan mereka untuk memajukan daerah, bukan semata-mata dari seberapa besar hadiah yang ditawarkan dalam sebuah acara.

***

*) Oleh : Mohamad Ali Murtadho, Dosen dan Peneliti di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Unipdu Jombang dan Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kab. Jombang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.