TIMES JATIM, SURABAYA – Kasus mutilasi yang viral belakangan ini membuat geger masyarakat. Polisi setidaknya menemukan 76 potongan tubuh dan 239 pecahan tulang korban dengan inisial TAS (25) yang dibuang sekitar daerah Pacet, Mojokerto oleh pelaku bernama Alvi Maulana (24). Pelaku diringkus oleh polisi hanya dalam waktu 14 jam di kos Jalan Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya sekitar pukul 01.00 WIB pada Minggu (07/09/2025).
Dugaannya, kos pelaku dan korban menjadi tempat kejadian perkara (TKP) perbuatan keji tersebut. TKP telah dibatasi oleh garis polisi untuk mengimbau masyarakat sekitar agar tidak menyentuh apapun. Jalan menuju TKP hanya sepetak dan begitu sempit.
Rumah-rumah warga tertutup rapat pasca kejadian, nuansa sekitar begitu sepi dan meninggalkan jejak-jejak mencekam. Aroma busuk masih tercium menusuk hidung ketika melintasi tempat itu.
Beberapa warga sekitar mengaku bahwa keseharian pelaku dan korban memang sangat tertutup. Keduanya hampir sering terlibat dalam percekcokan, suara adu mulut dari mereka sering terdengar dari kosan.
Terkadang, pelaku beberapa kali terlihat merokok sendirian di dekat rumah kosong di sekitar kos dengan keadaan melamun. Namun, ada juga warga yang mengatakan jika pelaku merupakan seseorang yang ramah dan cukup enak ketika diajak berbicara.
Wawancara dengan Ketua RT Gang 1 Lidah Wetan terkait kejadian mutilasi.(Foto: Della Nur Khofiah/TIMES Indonesia)
Heru, Ketua RT menyatakan jika dirinya didatangi oleh pihak kepolisian Mojokerto dengan membawa rombongan dari polres Surabaya pada Minggu dini hari, dengan tujuan meminta izin penangkapan pelaku. Dan ternyata, pelaku memang sedang berada di kos tersebut.
Namun, ketika penangkapan pelaku, Heru hanya melihat dari kejauhan. “Keluar dari situ pelaku memang sudah tertangkap juga, sama pihak polisi membawa sebungkus plastik. Entah itu barang bukti atau potongan tubuh saya tidak tahu,” tuturnya saat ditemui TIMES Indonesia, Senin (8/9/2025).
Pada saat penggeledahan kembali di sore hari, polisi melihat masih ada banyak bercak darah di sekitar kos. Kemudian, membawa beberapa barang bukti seperti bantal, guling, dan sapu lidi yang juga terdapat bercak darahnya.
Heru berharap, penyelidikan tempat kejadian tersebut segera dituntaskan. "Agar tidak menjadi momok bagi lingkungan sekitar," tandasnya.
Hingga kini, pihak kepolisian masih terus menindaklanjuti kasus mutilasi ini dan melakukan penyelidikan secara mendalam. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kisah Tragis di Balik Kos-kosan: Tempat Tinggal Pelaku Mutilasi di Surabaya Jadi TKP
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Deasy Mayasari |