https://jatim.times.co.id/
Kopi TIMES

Ketika Karier Tukang Parkir Lebih Cerah daripada Pegawai Negeri

Selasa, 28 Februari 2023 - 02:22
Ketika Karier Tukang Parkir Lebih Cerah daripada Pegawai Negeri Agus Miftahorrahman, Lulusan Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Nurul Jadid yang setiap minggu menghabiskan waktu sebagai pustakawan di Perpustakaan Jalanan Besuki Membaca.

TIMES JATIM, PROBOLINGGO“Jika sudah besar dan ingin sukses, jadilah PNS nanti. Jika tidak, jadilah petani saja.”

Itu pesan orang tua Saya ketika masih kecil. Sederhananya, jika tidak berhasil menjadi pegawai negeri, lebih baik kembali dan tekuni kebun sebagai petani dengan penuh totalitas.

Saya mempercayai pesan tersebut. Sebelum melihat betapa indahnya karier seorang petugas parkir dibandingkan dua pekerjaan sebelumnya. Lalu? Apakah saya ingin menjadi tukang parkir? Tidak! saya lebih suka menulis dan berbagi pemikiran saja.

Mari coba berhitung bersama-sama. Tapi, tukang parkir itu ada beberapa versi. Ada tukang parkir yang dinaungi perusahaan, yang satu ini biasanya kerjanya cuma duduk dan scan kertas parkir saja. Ada tukang parkir tanpa naungan perusahaan yang biasanya terjun di lapangan dan membantu warga menata motor di lahan parkir yang ramai dan penuh. Sering ditemukan di restoran makanan cepat saji. Sebut saja golongan yang terakhir sebagai tukang parkir freelance.

Pertama, mari kita mulai berhitung dari beban kerja seorang tukang parkir dan pegawai negeri. Petani tidak masuk ke hitungan ini karena mereka bekerja sesuka hati. Jika tidak bekerja pasti ada di warung kopi.

Beban kerja tukang parkir itu sama dengan pegawai negeri. 8 jam sehari. Enaknya, tukang parkir tidak kenal yang namanya kerja lembur. Jika shift sudah selesai ya ganti petugas. tanpa adanya jam lembur. 1 poin untuk tukang parkir.

Selanjutnya beban pekerjaan. Tukang parkir hanya duduk dan memantau kondisi lahan parkir selama 8 jam waktu bekerjanya. Jika freelance, ketambahan menata kendaraan dan sedikit pusing jika sedang ramai outlet yang ada di lahan parkirnya.

Pegawai negeri? Pekerjaannya beragam, kadang bikin proposal, kadang kunjungan, kadang juga ngopi seperti petani di warung kopi. Enakan mana? Enakan tukang parkir. Pekerjaannya sederhana, gajinya pasti dan tidak perlu skill yang tinggi maupun keberuntungan tingkat dewa agar bisa lolos seleksi jadi tukang parkir. 1 poin lagi untuk tukang parkir.

Selanjutnya, mari berbicara tentang pendapatan. Jika pegawai negeri, gajinya sudah pasti. Hanya sedikit berbeda tergantung jabatan dan tingkat eselon masing-masing. Kalau tukang parkir? Gajinya tetap, tergantung deal perusahaan dan pemilik lahan parkir. 

Kalau freelance lebih baik lagi. Hitungan gajinya per kendaraan. Sepeda motor mulai dari Rp 2.000 dan Mobil mulai dari Rp 5.000, ada juga yang Rp 10.000. Tinggal dikali dengan jumlah kendaraan yang parkir saja. Jika ramai bisa tembus ratusan ribu rupiah, jika sepi paling tidak dapat beberapa lembar Rp 2.000.

Dengan pendapatan seperti yang diuraikan di atas, seorang tukang parkir freelance dapat dengan mudah menghasilkan cuan di atas angka UMR tanpa perlu kualifikasi tinggi dan seleksi yang ribet. Cukup menggoda bukan!

Nah, untuk perhitungan ini Saya cukupkan sampai disini. Jika dilanjut, takutnya kalian semua tiba-tiba mengubah cita-cita menjadi tukang parkir. Kerjaannya itu mudah banget dengan penghasilannya yang lumayan.

Tapi kenapa tidak banyak yang ingin menjadi tukang parkir? Saya pun juga tidak tertarik meski tau betapa nyaman dan nikmatnya menjadi tukang parkir jika memperhitungkan pendapatan dan penghasilannya. Tapi kenapa?

Bukan maksud untuk menjelekkan pekerjaan yang satu ini, namun tidak semua orang bisa menikmati pekerjaan sebagai tukang parkir. Betapa mudah dan nyamannya pekerjaan yang satu ini, jika tidak bisa menikmatinya maka tidak akan betah ataupun bisa. Begitupun dengan saya, menulis memberikan kedamaian dan kenikmatan tersendiri dibandingkan menjadi tukang parkir alih-alih pegawai negeri yang ujian masuknya saja butuh keberuntungan tingkat dewa.

Memilih pekerjaan bukan pula tentang jenjang karier maupun beban pekerjaan. Pekerjaan adalah tentang bagaimana Kita menikmatinya. Apa kabar para guru yang sudah mengabdikan diri menjadi tenaga pendidik yang mencerdaskan anak muda generasi bangsa. Jajaran pahlawan tanpa tanda jasa yang kalau dihitung-hitung gaji bulanannya tidak sepadan sama sekali dengan beban pekerjaan dan pikirannya. 

Jadi, pekerjaan apa yang kamu inginkan suatu hari nanti?

***

*) Oleh: Agus Miftahorrahman, Lulusan Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Nurul Jadid yang setiap minggu menghabiskan waktu sebagai pustakawan di Perpustakaan Jalanan Besuki Membaca.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.