TIMES JATIM, SURABAYA – Film Abadi Nan Jaya atau versi bahasa Inggrisnya The Elixir, hadir sebagai angin segar dalam jagat perfilman horor Indonesia. Berbeda dari film horor lokal pada umumnya yang mengandalkan tema hantu atau ritual mistis, film ini berani menghadirkan konsep zombie yang dipadukan dengan kearifan lokal jamu. Hasilnya? Sebuah terobosan yang menarik perhatian penonton.
Yang membuat film ini istimewa adalah kemampuannya mengangkat elemen budaya Indonesia secara kreatif. Alih-alih menggunakan virus atau senyawa kimia sebagai penyebab wabah zombie, film ini justru memilih jamu sebagai sumber masalah. Uniknya, jamu tersebut mengandung kantong semar, tumbuhan khas Indonesia yang pemanfaatannya jarang dieksplorasi dalam film. Meski demikian, penjelasan mengenai kaitan antara jamu dan transformasi zombie bisa lebih dikembangkan agar penonton dapat memahami alur cerita dengan lebih utuh.
Aspek teknis menjadi salah satu kekuatan utama Abadi Nan Jaya. Bagian yang langsung terlihat adalah kualitas visualnya yang memukau. Tata rias para zombie dibuat sangat detail dan realistis, sementara kamera bergerak lincah mengikuti alur cerita. Adegan-adegan aksi, seperti koreografi zombie yang brutal, termasuk ledakan, dihadirkan dengan eksekusi yang matang.
Film ini sukses membangun karakter tokoh-tokohnya di awal cerita, meski fokus pengembangan karakter agak berkurang ketika cerita beralih ke mode bertahan hidup dari serangan zombie. Di dalam film, tidak ada kehadiran antagonis manusia, konflik terpusat pada perjuangan melawan zombie.
Alih-alih menyebutnya sebagai zombie, para tokoh justru menggunakan istilah “kesurupan” seperti yang diucapkan Ningsih, tokoh gadis desa dalam film. Pilihan kata ini tidak hanya memperkuat latar budaya Indonesia, tetapi juga menunjukkan sudut pandang lokal terhadap fenomena wabah yang terjadi.
Open ending yang disajikan film ini pun menimbulkan rasa penasaran. Adegan zombie yang mengikuti tokoh utama hingga ke jalanan meninggalkan pertanyaan tentang kelanjutan kisah ini. Apakah wabah akan menyebar ke daerah lain? Bagaimana nasib orang-orang di perkotaan karena ada yang telah mengonsumsi sample jamu serupa?
Secara keseluruhan, Abadi Nan Jaya patut diapresiasi sebagai upaya menghadirkan horor Indonesia yang berbeda. Kombinasi antara konsep global dan kearifan lokal, didukung eksekusi teknis yang solid, menjadikan film ini tontonan wajib bagi pencinta genre horor yang menginginkan sesuatu yang segar. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Abadi Nan Jaya: Wajah Baru Horor Indonesia dengan Sentuhan Lokal
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Deasy Mayasari |