TIMES JATIM, CILACAP – Dari tangan dinginnya, sepasang suami istri di Kabupaten Cilacap, Turimin (43) dan Musringah (46) menciptakan olahan cemilan berbahan dasar jantung pisang, batang pohon pisang, buah pisang hingga bonggol atau bagian terbawah dari batang pohon yang tertanam.
Ditemui di rumahnya di Dusun Dungunsari Desa Cisumur, Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap Jawa Tengah pada Kamis (27/8/2020), Turimin menceritakan awal mula menggeluti usaha ini.
Menurutnya, awal usahanya dirintis pada pertengahan 2016. Semula ia bersama istrinya hanya membuat tepung pisang, mengingat banyak pisang yang nyaris tidak laku di pasaran saat musim hujan, serta banyak juga yang masak pohon tanpa dijamah manusia.
Ternyata tepung pisang yang diolahnya mendapat respon yang bagus oleh tetangga, terpung tersebut dipakai campuran dalam menggoreng tempe tepung atau mendoan.
Dari tepung pisang, dirinya mencoba membuat bubuk kulit pisang, karena limbah dari pembuatan tepung pisang yakni kulit pisang. Bubuk kulit pisang ini, banyak dibutuhkan oleh beberapa warga yang menginginkan seduhan minuman seperti kopi tapi bukan kopi, dan Turimin menyebut Sihitam tapi bukan kopi.
Dijelaskan oleh Turimin, dirinya terus berinovasi dalam pengolahan cemilannya, dia juga mencoba kripik jantung pisang. Dan yang diolah dalam kripik ini adalah bunga calon pisang, dari dalam jantung tersebut.
Tiga jantung pisang ukuran besar hanya mampu menghasilkan dua plastik kripik ukuran 130gram siap makan. Bagian jantung yang terdalam dia olah menjadi abon jantung pisang, dengan rasa dan warna yang sama persis dengan abon sapi aslinya.
Namun olahan tersebut, tidak rutin diproduksi mengingat abon ini tidak bertahan lama hanya mampu bertahan 10-15 hari saja.
Selanjutnya dia mencoba membuat kripik bonggol pisang, dan yang baru digeluti adalah kripik debog pisang. Rasanya yang renyah, gurih, menjadikan yang mencobanya enggan untuk berhenti mengunyah. Pisang jenis Kapok menurut Turimin adalah pisang yang bagus diolah untuk cemilannya tersebut.
Kerja sama dengan dinas terkait juga dilakukan Turimin, di antaranya Dinas Kesehatan, Dinas Koperasi UMKM, Dinas Pangan dan Perkebunan, hal ini dilakukan untuk mendapatkan ijin IPRT-nya.
Diceritakan lebih lanjut, bahwa dia pernah mewakili Kabupaten Cilacap dalam lomba Cipta Menu Kreatif, kategori hidangan penutup, di TMII Jakarta tahun 2019, namun belum mendapat juara.
Sistem penjualan yang dilakukan oleh Turimin yakni menggunakan sistem daring atau online, menggunakan reseller, mengingat jika offline atau kirim ke toko mestinya akan ada kembalian barang yang belum laku, dan kendala modal juga, jelasnya.
Hampir semua kota besar di Indonesia dia sudah pernah ia kirimi produknya, bahkan beberapa negara seperti Taiwan Hongkong, Singapura, Malaysia, Brunei, atau di mana ada pekerja migran Indonesia, pernah dikirim produk cemilan pisang dari Kabupaten Cilacap ini. (*)
Pewarta | : Hermawan Septianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |