TIMES JATIM, MALANG – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang mencatat pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di wilayah kerjanya, yang meliputi Malang Raya, Pasuruan, dan Probolinggo tumbuh signifikan. Yakni sebesar 9,53 persen year on year (yoy) per-Agustus 2025. Angka ini lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan kredit nasional yang tercatat sebesar 7,64 persen.

Kepala OJK Malang, Farid Faletehan, menyebutkan nilai kredit yang disalurkan meningkat dari Rp99,35 triliun pada Agustus 2024 menjadi Rp108,82 triliun di periode yang sama tahun ini.

“Pertumbuhan di wilayah OJK Malang relatif masih bagus,” ujarnya.

Dari sisi kualitas, tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) di wilayah OJK Malang berada pada level 2,85 persen per Agustus 2025. Farid menegaskan angka ini tergolong aman karena masih berada di bawah ambang batas 5 persen.

“Ini menunjukkan tingkat risiko kredit bermasalah relatif stabil dan aman,” jelasnya.

Terkait distribusi penggunaan kredit, Farid merinci porsi terbesar dialokasikan untuk modal kerja sebesar 41,6 persen, disusul kredit investasi 26,6 persen, dan konsumsi 31,8 persen. Komposisi ini dinilai positif karena porsi konsumsi tidak terlalu mendominasi, sementara modal kerja dan investasi mencapai hampir 70 persen.

Selain itu, penyaluran kredit ke sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tujuh wilayah kerja OJK Malang mencapai 33,9 persen dari total kredit. Angka tersebut berada di atas ketentuan minimal yang ditetapkan untuk perbankan. “Ini menunjukkan porsi kredit UMKM di Malang cukup bagus karena sudah di atas 30 persen,” tambah Farid.

OJK Malang menilai tren positif ini menunjukkan kontribusi perbankan di wilayah Malang Raya, Pasuruan, dan Probolinggo dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya melalui penyaluran pembiayaan produktif dan pembiayaan UMKM. (*)