https://jatim.times.co.id/
Ekonomi

Harga Pertamax di Pacitan Turun Rp200, Konsumsi BBM Diprediksi Melejit

Jumat, 15 Agustus 2025 - 19:28
Harga Pertamax di Pacitan Turun Rp200, Konsumsi BBM Diprediksi Melejit Pengisian BBM Pertamax di salah satu SPBU Kabupaten Pacitan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PACITAN – Kabar gembira harga BBM non-subsidi jenis Pertamax atau RON 92 di Pacitan resmi turun Rp200 per liter mulai awal Agustus 2025. Dari sebelumnya dijual di kisaran Rp12.500, kini harga Pertamax dibanderol Rp12.200 per liter. Penurunan ini diyakini akan memicu lonjakan konsumsi, terutama bagi pengendara yang selama ini ragu beralih ke BBM beroktan tinggi karena faktor harga.

Plt Kepala Bidang Perdagangan Disdagnaker Pacitan, Wahyu Dwi Cahyono, memastikan penurunan harga ini diiringi dengan stok BBM yang aman.
"Insyaallah aman," ujarnya, Jumat (15/8/2025).

Menurutnya, tren penyaluran BBM di Pacitan selama Januari–Juli 2025 relatif stabil. Bahkan, beberapa jenis BBM sempat mencatat kenaikan signifikan pada bulan-bulan tertentu.

Tren Penyaluran BBM di Pacitan

Jika mengacu data Disdagnaker Pacitan, Pertalite menjadi BBM paling laris dengan rata-rata penyaluran di atas 3 juta liter per bulan. Sementara Biosolar tetap jadi pilihan utama untuk kendaraan angkutan dan mesin diesel.

Januari–Juli 2025, Pertalite tetap jadi BBM paling banyak dipakai di Pacitan, rata-rata di atas 3 juta liter per bulan. Awal tahun 3,08 juta liter, sempat turun di Februari, lalu naik di Maret dan puncaknya April 3,72 juta liter. Mei dan Juni turun lagi, sebelum Juli kembali naik ke 3,37 juta liter.

Biosolar stabil di kisaran 1–1,4 juta liter per bulan, kecuali Juli yang melonjak tajam jadi 1,78 juta liter—tertinggi sepanjang tahun. Lonjakan ini diperkirakan karena meningkatnya aktivitas angkutan dan logistik di musim libur sekolah.


Bulan 2025    Pertalite (Liter)    Nilai Penjualan        Biosolar (Liter)    Nilai Penjualan
Januari          3.083.620            Rp30,83 M              1.124.968            Rp7,64 M
Februari         3.032.625            Rp30,32 M              1.073.438            Rp7,29 M
Maret             3.678.758             Rp36,78 M             1.133.816            Rp7,70 M
April               3.720.425             Rp37,20 M             1.284.120            Rp8,73 M
Mei                3.377.474             Rp33,77 M              1.402.867            Rp9,53 M
Juni               3.145.492             Rp31,45 M              1.392.197            Rp9,46 M
Juli                3.374.737             Rp33,74 M               1.784.670             Rp12,13 M

Jenis BBM non-subsidi seperti Pertamax mencatat penyaluran rata-rata sekitar 350 ribu liter per bulan, dengan puncak tertinggi pada April yang mencapai 424.272 liter.

Harga Turun, Konsumsi Bisa Naik

Cahyo sapaan akrab Wahyu Dwi Cahyono menyebutkan, harga Pertamax yang turun mulai Agustus adalah kabar positif bagi masyarakat.

"Yang turun non-subsidi per Agustus," tegasnya.

Menurutnya, pengendara yang sebelumnya memilih Pertalite kemungkinan akan mencoba Pertamax karena selisih harga kini tidak terlalu jauh. BBM ini dikenal lebih ramah untuk mesin dan punya performa pembakaran lebih baik.

“Kalau dilihat dari pola sebelumnya, setiap ada penurunan harga, konsumsi BBM non-subsidi cenderung naik. Ini sudah pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.


Stok Aman hingga Akhir Tahun

Disdagnaker meyakini pasokan BBM di Pacitan aman hingga akhir 2025. Koordinasi dengan Pertamina terus dilakukan, terutama untuk menjaga suplai di musim puncak seperti libur panjang atau momen Natal dan Tahun Baru.

"Kami rutin berkoordinasi dengan pihak Pertamina untuk memastikan tidak ada gangguan suplai, terlebih saat musim libur panjang atau ada kegiatan besar di Pacitan," kata Cahyo.

Selain itu, pemantauan juga dilakukan ke seluruh SPBU di kecamatan untuk memastikan distribusi merata, baik di pusat kota maupun wilayah pinggiran.

Meski harga Pertamax turun, BBM subsidi seperti Pertalite dan Biosolar diperkirakan tetap mendominasi konsumsi di Pacitan. Pertalite menjadi pilihan utama karena harganya yang terjangkau, sementara Biosolar menopang sektor transportasi barang dan angkutan umum.

Cahyo mengingatkan bahwa meski stok aman, pihaknya akan tetap waspada terhadap potensi lonjakan permintaan, terutama jika ada gangguan distribusi di daerah lain yang bisa berdampak ke Pacitan.

"Kami akan terus pantau, terutama agar tidak ada kelangkaan BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Biosolar," ujarnya.

Dengan turunnya harga Pertamax, peta konsumsi BBM di Pacitan bisa saja berubah dalam beberapa bulan ke depan. Pengguna kendaraan yang sebelumnya bertahan di BBM subsidi mungkin akan mencoba BBM non-subsidi, terutama jika perbedaan harga semakin tipis dan ketersediaannya terjamin. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.