TIMES JATIM, SLEMAN – Bupati Sleman Sri Purnomo, mendampingi Menteri Perdagangan RI, (Mendag RI) Agus Suparmanto, dalam acara peresmian Pasar Gentan, Ngaglik, Sleman. Peresmian dilakukan (2/7/2020) oleh Mendag RI dengan ditandai penandatanganan prasasti dan pemotongan pita.

Bupati Sleman dalam pidatonya mengatakan bahwa pasar rakyat memegang peran yang sangat penting di tengah masyarakat, serta dapat mempengaruhi kestabilan ekonomi di daerah tersebut. Untuk itu pemkab Sleman berkomitmen untuk terus mengembangkan fasilitas pasar yang ada di wilayah Sleman.

Pengembangan Pasar Gentan juga dilakukan melalui digitalisasi dan on line. Masyarakat dapat memesan barang kepada pedagang di Pasar Gentan secara daring, baik melalui Whats App (WA), maupun aplikasi Go-Shop (gojek) dan Grab Asistant (Grab). Untuk pembayarannyapun juga dapat dilakukan secara non tunai (E-Money).

Beberapa kegiatan lainnya menyangkut keberadaan pasar tradisional juga dilakukan Pemkab Sleman. Meliputi kebersihan, mengkondisikan lantai agar tetap kering dan tidak becek, penataan barang dagangan, lorong yang luas, penataan ventilasi, menjamin keamanan dan lain sebagainya.

“Maka perlu menyusun strategi agar pasar rakyat menjadi tempat transaksi yang layak, tanpa harus menghilangkan ciri khas pasar rakyat," kata Sri Purnomo.

Lebih lanjut orang nomor satu di Kabupaten Sleman ini menyampaikan. Di Kabupaten Sleman saat ini terdapat 42 pasar dan resto yang dikelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman.

Adapun jumlah pasar yang telah direvitalisasi sejak 2013 hingga 2019 sebanyak 19 pasar. Ia mengatakan dana revitalisasi tersebut diantaranya berasal dari APBD Kebupaten Sleman sebesar Rp 165,1 miliar, APBD DIY Rp 12,5, miliar, serta APBN sebesar 17,2 miliar, dengan total sebesar Rp 195,1 miliar.

“Untuk pasar Gentan ini memakan dana sebesar Rp 6 miliar. Waktu pengerjaan 75 hari kalender mulai 13 Oktober hingga 26 Desember 2017," terangnya.

Tahun 2020 ini, Sleman sebenarnya mendapatkan alokasi dana dari pusat untuk renovasi 3 pasar yakni pasar Ngino, Sambilegi dan Jangkang. Namun kegiatan tersebut ditunda karena pandemi Covid-19.

Sedangkan dalam rangka mengantisipasi penyebaran wabah Covid-19, Pemkab Sleman telah melakukan rapid test di 14 pasar dengan sampel sebanyak 50 orang pedagang dari tiap-tiap pasar. Adapun kriteria pedagang yang diambil sampelnya, yakni dilihat dari tingkat potensi kerumunan dan penjualan produk si penjual serta perwakilan dari masing-masing los pasar.

Selain itu Pemkab Sleman juga melakukan sterilisasi dengan penyemprotan cairan disinfektan di 42 pasar tradisional dan untuk 14 pasar dengan aktivitas tinggi penyemprotan dilakukan lebih intens. Penyemprotan dilakukan setiap malam sebelum pasar beroperasi dan siang atau sore setelah aktivitas jual beli selesai. Penjual, pembeli maupun para pengunjung di pasar tradisional, imbau Bupati Sleman Sri Purnomo, wajib menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Sementara itu Mendag RI Agus Suparmanto mengungkapkan. Program semacam ini perlu diteruskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN, serta dunia usaha. Sehingga pada waktunya nanti semua pasar diharapkan bisa menjadi pusat belanja yang bersih, sehat, aman, nyaman dan terawat.

Pada tahun 2020 ini Kementerian Perdagangan RI telah menetapkan revitalisasi terhadap 143 unit pasar rakyat, yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota.

“Disamping membangun fisik pasar, Kami juga berupaya merevitalisasi manajemen pengelolaan pasar serta memberikan edukasi kepada pedagang pasar agar memberi daya saing terhadap toko modern,” jelas Mendag RI Agus Suparmanto. (*)