TIMES JATIM, PACITAN – Perubahan pola belanja masyarakat akibat maraknya toko online kian dirasakan para pedagang pakaian di pasar tradisional, termasuk di Kabupaten Pacitan. Namun, sebagian dari mereka tetap bertahan meski harus menghadapi persaingan yang makin ketat.
Salah satu pedagang pakaian di Pasar Minulyo, Pacitan, Endah Krisnawati (49) mengungkapkan bahwa sejak 2016 dirinya sudah menekuni usaha ini. Meski penjualan tak lagi seramai dulu, ia tetap bertahan di tengah gempuran platform e-commerce yang terus berkembang.
“Ada lonjakan pembeli saat musim libur sekolah atau menjelang Lebaran. Tapi kalau hari biasa ya biasa saja, ndak ada kenaikan signifikan,” ujar Endah saat ditemui di lapaknya, Senin (17/3/2025).
Menurutnya, keberadaan toko online sangat berpengaruh terhadap bisnis ritel offline seperti miliknya. Banyak pedagang yang akhirnya gulung tikar karena kehilangan pelanggan.
“Penjualan online mematikan UMKM. Pengaruhnya sangat besar bagi ritel offline, banyak yang pasarnya mati. Padahal pasar itu kan jantung ekonominya warga,” ujarnya dengan nada prihatin.
Endah menilai persaingan dengan toko online semakin sulit karena produsen kini lebih memilih menjual produknya langsung melalui platform e-commerce.
“Gini ya, kalau lawannya sesama pedagang online lokal, mungkin masih bisa bersaing. Tapi sekarang, produsennya sendiri yang jualan langsung, punya official store sendiri. Ya, kita jadi kalah,” ungkapnya.
Kondisi ini juga berdampak pada distributor dan sales yang sebelumnya menjadi perantara antara produsen dan pedagang. “Banyak sales dan distributor yang tutup. Mereka malas berjualan karena barang sudah langsung dijual oleh produsennya,” tambahnya.
Meski demikian, Endah tetap berusaha menawarkan berbagai pilihan pakaian dengan harga yang beragam.
“Di sini lengkap, ada pakaian pria, wanita, anak-anak, dewasa, mulai puluhan ribu sampai ratusan ribu. Kalau musim masuk sekolah, kita juga sediakan pakaian seragam. Kalau ada momen hari jadi daerah, kita sedia pakaian lurik juga,” terangnya.
Sepinya Pasar Tradisional
Pantauan di lapangan menjelang Lebaran 2025, lapak pakaian di Pasar Minulyo tampak sepi. Hanya ada segelintir pengunjung yang datang untuk memilih pakaian dan melakukan tawar-menawar harga.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana pedagang pakaian di pasar tradisional masih menjadi pilihan utama masyarakat untuk berbelanja.
“Padahal di sini pilihannya lebih lengkap. Tapi ya itu, orang sekarang lebih suka belanja online,” ujar Endah pasrah.
Senada diungkapkan pedagang pakaian lainnya, Sugiyarti (68) asal Kelurahan Baleharjo, Pacitan, angka penjualannya menurun drastis sejak empat tahun terakhir.
"Omzet anjlok 50 persen. Pada pilih belanja online sekarang ini," ungkapnya.
Ia berharap pemerintah bisa memberikan dukungan kepada pedagang pakaian di pasar tradisional Kabupaten Pacitan agar tetap bisa bersaing di era digital. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |