TIMES JATIM, BONDOWOSO – Salah satu daerah penghasil genting di Kabupaten Bondowoso, adalah Desa Kalianyar, Kecemasan Temaman. Banyak sekali pengusaha genting di desa tersebut. Produksi di desa itu dikenal dengan jenama Genting Kalianyar.
Meskipun tidak semua, memproduksi genting menjadi salah satu mata pencaharian utama sejumlah warga di sana.
Produk genting Kalianyar tidak hanya dijual di Bondowoso, tetapi juga dikirim ke luar pulau Jawa, tepatnya Bali.
Setelah pandemi Covid-19 sudah berhasil dikendalikan, produksi Genting Kalianyar sudah mulai normal.
Namun demikian, para pengusaha masih mengalami sejumlah kendala. Salah satunya adalah cuaca yang sering dilanda hujan.
Salah seorang pengusaha Genting Kalianyar, musim hujan menjadi salah satu kedala. Karena pengeringan genting menggunakan panas matahari.
Akibatnya, kata dia, genting susah dicetak. Kemudian proses pengeringan membutuhkan waktu lebih lama.
Menurutnya, cetakan genting memang harus dipastikan kering sempurna. "Sebab jika tidak genting mudah patah," kata dia.
Sementara kendala lainnya yakni bahan bakar minyak jenis solar yang sulit didapatkan.
Adapun untuk bahan baku sendiri, masih memadai. “Bahan baku gak sulit, cuma solarnya itu yang sulit,” ujar dia.
Menurutnya, dalam sehari pihaknya bisa memproduksi sekitar 400 genting. Tetapi begitu tidak semuanya langsung terjual. Sebab harganya tidak menentu, kadang naik kadang anjlok.
Adapun untuk saat ini harga masih kondisi normal. Dimana harganya Rp 800 ribu per 1000 genting. Namun saat Pandemi Covid-19 kemarin,bharganya anjlok. "Bisa sampai 380 ribu,” kata dia.
Dendy juga mengungkapkan, Genting Kalianyar tidak hanya dijual di Bondowoso saja. Tetapi juga dijual ke Bali, Jember dan Kabupaten Situbondo.
Sementara saat pandemi Covid-19, tidak ada pengiriman ke luar daerah, karena adanya pembatasan.
" Saat itu perekonomian menurun. Tapi gak sampai macet, tapi gak normal juga,” jelas dia.
Saat pandemi Covid-19, Dendy tetap memproduksi setiap hari. Kemudian hasilnya ditimbun terlebih dahulu, sebelum kemudian dijual setelah harga normal dan banyak pembeli. Tetapi genting yang ditimbun, juga memerlukan perawatan rutin, sehingga kualitasnya tidak rusak.
Penjualan juga bisa dilakukan secara online. “Bisa beli langsung ke sini, lewat telepon atau secara online juga bisa,” ungkap dia, Senin (23/1/2023).
Sementara itu, Wakil Bupati Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat menyampaikan, setelah dicabutnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), sektor UMKM dan IKM harus mampu bangkit.
Bahkan dia mengaku sudah menyiapkan langkah untuk berbenah, agar perekonomian masyarakat kembali meningkat. “Kami sudah berbenah, bagaimana ekonomi masyarakat ini tumbuh kembali,” ujar dia singkat. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |