TIMES JATIM, JOMBANG – Women’s Crisis Center (WCC) Kabupaten Jombang bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi di Jombang untuk mengampanyekan Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual (HKRS) di kampus.

Program ini merupakan langkah WCC Jombang dalam meningkatan kapasitas mahasiswa sebagian Champions HKSR di Kampus. kegiatan dilakukan 3 sesi dengan sesi pertama tentang gender kedua tentang konseling berperspektif gender. 

Sedangkan materi terakhir yakni ‘Mengembangkan Kampanye Media untuk Isu HKRS di Kampus’ yang disampaikan oleh Rohmadi, M.Pd seorang General Manager TIMES Indonesia Biro Jombang. Acara tersebut di hadiri oleh perwakilan dari seluruh BEM se-Jombang yang diselenggarakan di Aula WCC Jombang, Jum’at (28/6/2024).

Priwahayu Staf Advokasi WCC Jombang mengatakan kampanye ini bertujuan untuk memperkuat teman satuan tugas pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di kampus sebagai upaya dalam mendorong implementasi Permedikbud nomor 30 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di satuan perguruan tinggi.

“Kesehatan reproduksi dan seksual adalah hak dasar yang harus dipahami dan diakses oleh semua orang, termasuk mahasiswa,” ujarnya, Jum’at (28/6/2024).

Menurutnya, melalui kampanye tersebut, pihaknya ingin memberikan edukasi yang benar dan komprehensif mengenai HKRS serta mengajak mahasiswa untuk lebih terbuka dalam membahas isu-isu tersebut.

Kampanye ini mencakup berbagai kegiatan edukatif seperti lokakarya dan diskusi panel. Selain itu, kampanye juga memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi dan mengedukasi mahasiswa mengenai HKRS.

Salah satu kegiatan yang menarik perhatian adalah lokakarya tentang kampanye HKRS di lingkup kampus dengan menghadirkan Rohmadi, M.Pd, General Manager TIMES Indonesia sebagai pembicara. 

Dalam lokakarya tersebut, mahasiswa diberikan pengetahuan mengenai berbagai aspek HKRS, termasuk mengkampanyekan HKSR dan kekerasan seksual yang tering terjadi di kampus.

“Kekerasan dan kejahatan seksusal bisa terjadi kepada siapa saja dan dimana saja. Termasuk dalam ranah kampus yang seharusnya tempat teraman mahasiswa mendapatkan pendidikan,” kata Rohmadi dalam penyampaiannya.

Selain kegiatan edukatif, kampanye ini juga menekankan pentingnya akses terhadap layanan kesehatan reproduksi yang ramah dan terjangkau. 

Pria kelahiran Ngawi, 31 Desember 1997 ini menerangakan bahwa HKRS adalah hak asasi manusia yang fundamental. HKRS mencakup hak untuk mendapatkan informasi, akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, dan hak untuk membuat keputusan mengenai kesehatan reproduksi dan seksual tanpa diskriminasi, paksaan, atau kekerasan. 

“Mengingat pentingnya HKRS, kampanye media di kampus dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mahasiswa mengenai isu HKRS,” ujar pria lulusan STIT UW Jombang tersebut.

Menurut Alumni Magister Unipdu Jombang tersebut dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman mengenai HKRS, diharapkan mahasiswa dapat menjaga kesehatan reproduksi dan seksual mereka dengan lebih baik serta mendukung terciptanya lingkungan yang bebas dari stigma dan diskriminasi.

“Kampanye media mengenai HKRS di kampus adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan kampus yang sehat, inklusif, dan informatif. Dengan strategi yang tepat dan pesan yang kuat, kampanye ini dapat meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan tindakan proaktif mahasiswa terhadap isu-isu kesehatan reproduksi dan seksual,” ujarnya. (*)