https://jatim.times.co.id/
Berita

Kisah Tukang Becak Banyuwangi Bertahan di Tengah Dominasi Ojek Online

Senin, 23 September 2024 - 17:14
Kisah Tukang Becak Banyuwangi Bertahan di Tengah Dominasi Ojek Online Mashudi, seorang pengayuh becak sedang menunggu pelanggan yang menggunakan jasanya di Relokasi Pasar Banyuwangi (Foto: Ikromil Aufa/ TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan kehadiran ojek online, becak tradisional di Kabupaten Banyuwangi kini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan penghasilan mereka.

Para pengayuh becak yang dulu menjadi andalan masyarakat untuk berkeliling kota, kini harus bersaing dengan layanan transportasi berbasis aplikasi yang lebih cepat dan efisien.

Ripa’i, salah satu pengayuh becak yang telah beroperasi selama lebih dari 20 tahun, menceritakan bahwa penghasilannya menurun drastis sejak ojek online mulai marak di Banyuwangi. 

"Dulu dalam sehari saya bisa mendapatkan cukup uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sekarang, kadang-kadang saya hanya mendapatkan satu atau dua penumpang dalam seminggu," ungka pria yang setiap harinya mangkal di Depan SMP Negeri 1 banyuwangi itu, Senin (23/09/2024).

Para pengayuh becak mengakui bahwa mereka tidak dapat bersaing dengan kecepatan dan kemudahan yang ditawarkan oleh ojek online.

Selain itu, banyaknya promosi dan diskon yang diberikan oleh perusahaan ojek online semakin menarik minat masyarakat untuk beralih ke layanan tersebut.

"Kami tidak bisa memberikan diskon seperti mereka. Tarif kami tetap, dan itu pun masih sulit untuk menarik penumpang," tambah Pi’i sapaan akrabnya.

Namun demikian, masih ada secercah harapan bagi beberapa pengayuh becak yang setiap harinya mangkal di tempat Relokasi Pasar Banyuwangi. Pasalnya, mereka masih mendapatkan penghasilan dari jasa angkutan barang.

Nuryadi (52), mengungkapkan, meskipun penumpang sudah sangat jarang yang menggunakan jasa becak tetapi masyarakat masih ada yang pesan becak untuk angkutan barang.

“Alhamdulillah saat ini biasanya dapat orderan mengangkut hasil laut dari pelabuhan ke pasar,” ungkapnya dengan nada bersyukur.

“Ongkosnya hanya Rp20 ribu sekali jalan,” imbuhnya.

Untuk menghadapi situasi ini, beberapa pengayuh roda tiga itu mencoba berinovasi dengan menawarkan paket wisata keliling kota menggunakan becak. Mereka bekerja sama dengan beberapa agen wisata untuk menarik wisatawan yang ingin merasakan pengalaman unik berkeliling Banyuwangi dengan becak tradisional.

"Ya syukurlah terkadang juga ada yang minta untuk angkut wisatawan dari Pantai Boom keliling sekitaran kota," kata Mashudi, pengayuh becak lainnya.

Begitulah nasib tukang becak di era teknologi saat ini, penghasilannya seringkali tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Dengan segala tantangan yang dihadapi, para pengayuh becak tradisional Banyuwangi tetap berjuang untuk bertahan hidup.(*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.