TIMES JATIM, SIDOARJO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menargetkan proses evakuasi reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo tuntas paling lambat Senin (6/10/2025) malam. Meski demikian, tim di lapangan masih menghadapi kendala teknis dalam pembersihan material di sisi selatan bangunan yang konstruksinya menyatu dengan gedung lama.

Plt Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops) BNPB, Kolonel Inf Hery Setiono, menjelaskan bahwa hingga hari ketujuh pascakejadian, Minggu (5/10/2025) malam, tim SAR gabungan telah mengevakuasi sekitar 80 persen material bangunan.

“Bangunan di sektor utara dan tengah sudah kita bersihkan, tinggal sektor selatan yang memerlukan penanganan khusus,” ujar Hery di Posko Tanggap Darurat BNPB sekitar lokasi Pesantren Al Khoziny.

Menurutnya, kesulitan utama berada pada sektor selatan karena struktur bangunan masih terhubung dengan gedung lama di bagian belakang. Hal ini membuat proses pemotongan dan pembersihan puing harus dilakukan dengan kehati-hatian tinggi agar tidak memicu runtuhan baru.

“Sisi selatan ini konstruksinya menyambung dengan bangunan lama berwarna hijau di belakang musala yang roboh. Jadi kalau salah penanganan, struktur lama bisa ikut roboh,” jelas Hery.

BNPB juga melibatkan konsultan teknis dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk memastikan langkah pemindahan material berjalan aman.

“Kami akan menggunakan metode teknis khusus untuk menggeser material di sisi selatan dengan pendampingan dari konsultan konstruksi ITS,” tambahnya.

Hery menegaskan, meski proses di sisi utara relatif mudah karena tidak menyatu dengan bangunan lain, tim tetap berhati-hati mengingat masih ada potensi korban tertimbun di area selatan.

“Harapan kami, pada Senin sore atau paling lambat Senin malam, seluruh proses evakuasi dapat selesai,” ucapnya. (*)