TIMES JATIM, SIDOARJO – Upaya pencarian korban reruntuhan bangunan musala di kompleks Ponpes Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, terus berlangsung tanpa henti hingga Minggu (5/10/2025).
Kasubdit Pengerahan dan Pengendalian Operasi Basarnas Emi Freezer mengatakan, proses evakuasi hari ketujuh ini menjadi salah satu yang paling menantang. Banyak korban ditemukan berada di bawah tumpukan material berat dan rangka baja yang saling menjepit.
“Tim SAR harus bekerja ekstra hati-hati karena kondisi reruntuhan sangat tidak stabil. Puing diangkat satu per satu, rangka baja kami potong, baru kemudian bisa mengevakuasi korban,” kata Emi kepada jurnalis, minggu (5/10/2025).
Menurut Emi, tim gabungan menggunakan kombinasi alat berat dan peralatan ekstrikasi manual untuk mempercepat pencarian. Namun, penggunaan alat berat kerap dihentikan sementara ketika petugas perlu melakukan pemotongan besi atau pengangkatan manual untuk menjaga keselamatan di lapangan.
Hingga Minggu siang, tim berhasil mengevakuasi dua jenazah lagi, masing-masing pukul 10.52 WIB dan 11.45 WIB. Total siang ini, ada 13 jenazah dari bawah reruntuhan.
Dengan temuan tersebut, total korban meninggal dunia mencapai 39 orang, termasuk dua bagian tubuh (body part) yang ditemukan pada hari sebelumnya.
“Fokus pencarian kini berada di sisi utara bangunan yang tidak terintegrasi dengan struktur utama. Setiap jenazah yang ditemukan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi oleh tim DVI Polri,” jelas Emi.
Berdasarkan data Basarnas, total korban akibat ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny hingga hari ketujuh mencapai 143 orang. Dari jumlah itu, 104 orang selamat, 39 meninggal dunia, dan dua bagian tubuh masih dalam proses identifikasi.
“Prioritas utama kami memastikan tidak ada korban yang tertinggal di bawah reruntuhan. Semua potensi dan sumber daya kami kerahkan penuh,” tegas Emi.
Hingga berita ini diturunkan, operasi SAR masih terus berlangsung. Fokus utama diarahkan pada pembersihan material di sektor utara, tempat yang diperkirakan masih terdapat korban tertimbun. (*)
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |