TIMES JATIM, SIDOARJO – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menegaskan bahwa hasil identifikasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren atau Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, melalui metode Disaster Victim Identification (DVI) hanya akan disampaikan kepada orang tua kandung korban, bukan kepada saudara atau kerabat lainnya.

Direktur Operasi Basarnas Yudhi Bramantyo menjelaskan, hal ini penting untuk dipahami agar tidak terjadi kesalahpahaman di lapangan. Menurutnya, proses identifikasi didasarkan pada sampel atau data antemortem yang diambil langsung dari orang tua kandung korban.

“Jangan salah kaprah. Hasil DVI akan diserahkan kepada orang tua kandung, karena sampel pembanding yang digunakan memang diambil dari mereka. Ada beberapa yang sempat komplain, padahal yang datang bukan orang tuanya langsung, melainkan saudara,” kata Yudhi, Minggu (5/10/2025).

Yudhi juga meminta agar keluarga korban, khususnya orang tua atau wali santri, tetap bersabar dan bersiaga di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur. Di lokasi itu, tim DVI Polri masih terus melakukan proses identifikasi terhadap jenazah yang telah dievakuasi dari reruntuhan bangunan.

“Pihak forensik akan menyampaikan hasil identifikasi langsung kepada orang tua korban. Karena itu kami imbau agar keluarga menunggu di rumah sakit sampai hasilnya keluar,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Tim SAR Gabungan terus bekerja dengan fokus di sektor A3 dan A4. Area tersebut masih memiliki potensi korban tertimbun.

Saat ini, pembersihan puing difokuskan untuk membuka jalan mengevakuasi korban yang masih berada di dalam reruntuhan bangunan. 

"Tim SAR Gabungan memastikan, operasi pencarian akan terus dilanjutkan hingga seluruh area reruntuhan dinyatakan bersih dan tidak ada lagi korban yang tertinggal," Direktur Operasi Basarnas Yudhi Bramantyo. (*)