TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Sekelompok anak muda pegiat seni rupa yang tergabung dalam Arka Art Collective dan Alternative Space, melakukan terobosan yang belum pernah ada di Kota Probolinggo. Mereka menggelar pameran di luar ruangan bertajuk Empty Space (Ruang Kosong), untuk mengobati kegelisahan kotornya tembok kosong di pinggir jalan.
Kegiatan tersebut digelar di tiga tempat. Di Jalan Diponegoro, Jalan Mas Soeharto dan Jalan Brigjen Katamso. Ada 50-an lukisan berupa seni visual yang terpajang di tembok kosong pinggir jalan.
Seluruhnya karya anak-anak muda yang setiap harinya mangkal di Jalan dr Mohamad Saleh, kota setempat, yang tak lain basecamp Arka Art Collective dan Alternative Space.
Ilham Rosyidi, ketua Pelaksana Pameran Seni Visual menjelaskan, pameran ini telah dibuka oleh Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, Jumat (12/8/2022) siang.
Ilham menuturkan, umumnya, pameran seni digelar di tempat tertutup atau di dalam ruangan. Tetapi pameran yang digelar anak-anak muda ini, tak lazim. Lokasi pamerannya di tempat terbuka, dengan memanfaatkan dinding pagar atau tembok rumah di pinggir jalan.
Dalam pameran ini, setiap lukisan di gambar di kertas, kemudian ditempelkan di media tembok menggunakan lem kayu. Tujuannya, agar mudah dibersihkan dan tidak merusak dinding. “Sebelumnya, kami sudah izin ke pemilik rumah dan pemkot,” ujarnya.
Selain memilih tempat kosong sesuai tema yang diusung, Empty Space (Ruang Kosong), juga karena alasan lain. Yakni, bentuk kegelisahan dan keresahan para seniman terhadap ruang kosong yang ada di Kota Probolinggo.
Selama ini, tak sedikit tembok atau dinding yang dicorat-coret oleh tangan-tangan tak bertanggungjawab.
Baik berupa lukisan ataupun kata-kata dan kalimat yang tak pantas. Seperti, kalimat provokatif, ujaran kebencian dan slogan-slogan tak bermakna.
Lukisan berupa gambarnya pun tak dapat dinikmati dan dimaknai. “Salah satu bentuk kegelisahan kami. Yang menyukai art atau seni, monggo bergabung dengan kami. Mereka akan kami fasilitasi,” katanya.
Keunikan lain di pameran ini, pengunjung pameran difasilitasi angkutan berupa odong-odong. Dari pantauan TIMES Indonesia di hari kedua pameran, tampak 2 unit kendaraan odong-odong standby di lokasi pembukaan pameran, Simposium Café.
Kendaraan itulah yang mengantar pengunjung ke lokasi pameran dan kembali ke tempat semula. Pantauan di lokasi pameran, pengunjung tidak hanya melihat puluhan lukisan ilustrasi (Abstrak). Mereka juga menyempatkan diri untuk berselfie dengan latarbelakang lukisan pameran.
Di kanan-kiri lukisan, panitia menempelkan keterangan atau tema lukisan, berikut penjelasannya. Di antaranya, The Death Of Good Thing, The Long Road Of Jendral Soedirman, Menikmati Teriakan Resah, Manusia Tanpa Otak, Chilhood Dream, Fulfill The Emptiness, Sunyi, Pola Pikir Berlebih, Where, Ruang Imajinasi.
Ada pula, Into Nothing, Human Mind, Pezina dan Penjilat, Kemungkinan Dari Suatu Pertumbuhan, A Human Representation Fortune Teller, Human Mind, Mata, Found, No Mango No Bolinggo, The Sea, Perjalanan Menuju Dewasa, dan Semu, serta Freedom. (*)
Pewarta | : Rhomadona (MG-410) |
Editor | : Muhammad Iqbal |