TIMES JATIM, MALANG – Salah satu wisudawan terbaik ITN Malang Kadek Wahyu Adi Pratama membuat rancangan jembatan curah Kobokan yang menghubungkan Malang dan Lumajang, Jawa Timur.
Diketahui, jembatan Curah Kobokan putus dan rusak total akibat erupsi Gunung Semeru Desember 2021 silam, yang mengakibatkan dampak kerusakan sarana dan prasarana di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.
Jembatan ini awalnya memiliki lebar 9 meter, dan membentang 130 meter di atas Sungai Besuk Kobokan dengan konstruksi beton bertulang. Putusnya jembatan tersebut menggugah Kadek Wahyu Adi Pratama untuk mendesain ulang struktur atas jembatan dengan konstruksi baja tipe pelengkung (through arch).
Dengan memanfaatkan box baja menggunakan metode LRFD. Jembatan pelengkung adalah jembatan dengan struktur setengah lingkaran dimana kedua ujungnya bertumpu pada abutmen.
"Saya mendesain ulang menggunakan pelengkung di atas lantai kendaraan menggunakan box baja. Eksisting jembatan awalnya menggunakan beton bertulang di bawah lantai kendaraan," ujar Kadek.
Kadek merupakan mahasiswa Teknik Sipil S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Mahasiswa asal Bali ini meraih IPK 3,77 dan menjadi wisudawan terbaik di prodinya.
Untuk membuat jembatan, box baja didesain setinggi 22 meter, lebar jembatan 9 meter, jarak antar gelagar memanjang 1,75 meter, serta jarak antar gelagar melintang 5 meter. Hasil dari perencanaan yang telah dilakukan menggunakan metode Load and Resistance Factor Design (LRFD).
Menurut Kadek, dipilihnya struktur atas jembatan pelengkung, karena perencanaan pelengkung di bawah lantai kendaraan sangat sulit diterapkan di lapangan. Sedangkan pelengkung di atas perencanaannya lebih mudah. Apalagi jembatan pelengkung secara estetika lebih indah dari pada jembatan biasa.
"Tipenya (jembatan) terinspirasi dari jembatan Kalikuto di Semarang yang memiliki sisi estetika dan artistik. Secara struktur kokoh, dan juga indah dilihat," imbuh pemenang juara 2 6th Green Concrete Competition Universitas Negeri Malang 2021 ini.
Dijelaskan Kadek, fungsi pelengkung untuk mengurangi terjadinya lentur terhadap jembatan, sehingga efisien dalam penggunaan bahan. Karena, jika jembatan melentur otomatis harus membesarkan dimensi materialnya, agar jembatan tetap kokoh.
"Jadi, pemborosan material kalau tidak memakai pelengkung. Sebenarnya jembatan pelengkung ada beberapa variasi. Semuanya efektif diterapkan pada jembatan bentang panjang," katanya.
Penggunaan material box dipilih karena lebih stabil dari pada profil baja lain. Karena jembatan pelengkung jika dimodelkan semua gaya akan mengalami gaya tekan. Jika menggunakan profil box akan lebih stabil menerima gaya tersebut daripada profil baja WF yang mudah menekuk.
"Material box juga lebih memberikan kesan estetika dan monumental. Pengendara yang lewat bisa menikmati arsitekturnya," tandas Kadek, yang lulus dibawah bimbingan skripsi Mohammad Erfan, ST., MT, dan Vega Aditama, ST.,MT.
Putra pasangan Made Suastika, dan Ni Nyoman Suardani ini tidak menyangka bisa menjadi salah satu wisudawan terbaik ITN Malang. Pasalnya, ia tidak mempunyai dasar dan pengetahuan tentang jurusan teknik sipil. Mengikuti teman-temannya Kadek masuk ke ITN Malang. Makanya, saat semester satu Kadek sempat kaget. Bukan soal mata kuliah menghitung, melainkan teori yang membuatnya kaget dan perlu lebih banyak beradaptasi.
"Saya juga ada pengalaman tidak tidur satu hari gara-gara ada deadline mengerjakan tugas yang harus segera dikumpulkan. Karena tugasnya banyak dan harus lekas selesai. Lumayan sulit juga bagi kami mahasiswa awal semester satu," kenangnya.
Rektor ITN Malang Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE menjelaskan bahwa Wisuda ke-68 ini diikuti oleh 575 wisudawan, lulusan periode II tahun 2022 yang meliputi jenjang diploma (61 wisudawan), sarjana (500 wisudawan), dan pascasarjana 14 orang.
Dari angka tersebut, 27 persen diantaranya lulus dengan predikat Pujian (Cumlaude) yaitu mempunyai indeks prestasi di atas 3.50 dari skala 4.0. Sedangkan peserta Bidik Misi (yang mendapat beasiswa dari pemerintah) yang ikut serta di wisuda hari ini sebanyak 9 wisudawan.
"Kalau kita melihat Visi ITN Malang yaitu mewujudkan keunggulan dalam bidang SDM serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbasis akademik dan terapan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini para mahasiswa, dilakukan proses pembelajaran dalam membentuk karakter dan meningkatkan pengetahuan keilmuan dalam bidang studi yang diikutinya," bebernya.
Sedangkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baik akademik maupun terapan dilakukan dengan mendorong penelitian dan hilirisasi hasilnya. Luaran hasil penelitian para dosen bukan hanya berupa buku dan artikel ilmiah, akan tetapi juga inovasi yang dilindungi paten dan hak kekayaan intelektual, serta diarahkan hingga proses komersialisasi.
"Pembentukan karakter di ITN Malang dilakukan dengan memberi wawasan dan pembiasaan. Pembiasaan dilakukan dengan melibatkan mahasiswa dalam berbagai hal, antara lain dalam peribadahan, kewirausahaan, serta manajerial dan kepemimpinan," katanya.
Untuk mendukung program tersebut, di dalam kampus telah dibangun Masjid, Gereja, dan Pura pada lokasi yang berdekatan di Kampus II ITN Malang. Hal ini dimaksudkan untuk melatih para mahasiswa dalam membangun toleransi dan kerukunan dalam beragama.
Ia mengapresiasi kepada wisudawan terbaik dan berharap menelorkan karya-karya serta inovasi untuk diimplementasikan di tengah-tengah masyarakat. (*)
Pewarta | : Mohammad Naufal Ardiansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |