TIMES JATIM, BONDOWOSO – Semenjak Bukit Pyramid memakan dua korban meninggal dunia, Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Perhutani dan pihak terkait lainnya sepakat untuk menutup jalur pendakian.
Pasca insiden tersebut, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Bondowoso telah melakukan survei lapangan, dengan mengandeng Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), anggota Wanadri dan sejumlah pendaki gunung profesional.
Dari hasil pemetaan, mereka menyimpulkan bahwa tidak sembarang orang bisa mendaki sampai di puncak. Sebab jalur menuju puncak hanya jalan setapak. Sementara kanan kiri tebing.
Tim pemetaan menyimpulkan, bahwa hanya orang yang berpengalaman yang bisa ke puncak. Itu pun harus menggunakan alat yang lengkap.
Namun demikian, saat ini masih ada yang berani dan diam-diam mendaki puncak dengan ketinggian 1.521 mdpl tersebut.
Camat Curahdami, Dodik Siregar mengatakan, Bukit Pyramid yang masuk gugusan pegunungan Argopuro tersebut sampai saat ini masih ditutup.
"Tetapi ada beberapa pendaki yang sembunyi-sembunyi naik,” kata Dodik saat dikonfirmasi.
Menurutnya, pihak kelurahan, masyarakat sekitar maupun kecamatan masif menyosialisasikan bahwa Bukit Pyramid belum dibuka untuk umum. Karena statusnya belum resmi menjadi wisata minat khusus.
“Untuk melakukan kontrol, masyarakat sekitar juga mengawasi dan ada beberapa tokoh masyarakat lainnya,” paparnya.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Disparpora Bondowoso, Arif Setyo Rahardjo mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan survei pemetaan jalur.
Yakni untuk menyurvei jalur-jalur di Bukit Pyramid yang aman dan bisa dilanjutkan serta direkomendasikan sebagai wisata minat khusus.
“Agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti sebelumnya,” terangnya.
Ketika nanti sudah menjadi wisata minat khusus kata dia, tak semua orang bisa diperbolehkan mendaki sampai ke Puncak Bukit Pyramid. "Selain itu kapasitasnya juga dibatasi," imbuhnya. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Deasy Mayasari |