TIMES JATIM, SURABAYA – Kelapa sawit adalah tumbuhan bahan baku penghasil berbagai jenis minyak, yang seperti kita tahu juga merupakan sumber devisa negara. Namun sayangnya, banyak persepsi keliru yang beredar di masyarakat terkait kelapa sawit.
Selain stigma negatif, ketidaktahuan masyarakat tentang manfaat kelapa sawit secara objektif dan persaingan ekonomi juga menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Ketimpangan informasi yang berlangsung secara terus-menerus ini kemudian berakibat pada misinformasi pada generasi muda dan peserta didik di sekolah.
Oleh sebab itu, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi D.I. Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Palm Oil Edutalk dengan tema 'Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Kelapa Sawit' secara virtual pada Sabtu (18/9/2021) lalu di Yogyakarta.
Bertujuan untuk menyebarkan informasi objektif tentang kelapa sawit, BPDPKS menghadirkan sejumlah narasumber dan praktisi kelapa sawit yaitu Plt. Direktur Kemitraan BDPKS Edi Wibowo, Bidang Sustainability Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bandung Sahari, Bidang SDM dan Internasional DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Djono Albar Burhan, CSR Officer PT Sinarmas Agribusiness and Food Donni Indra, serta Ketua Bidang Pemasaran Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) Irna Rachmania.
"Selama ini sangat banyak informasi yang didapat para siswa dan guru tentang kelapa sawit yang itu kemungkinan besar ada informasi yang salah. PGRI DIY sangat mendorong diselenggarakannya acara ini agar tidak ada salah persepsi terhadap perkebunan dan pemanfaatan kelapa sawit," kata Kadarmanta Baskara Aji, selaku Ketua PGRI D.I. Yogyakarta dalam keterangan pers yang diterima TIMES Indonesia, Senin (27/9/2021).
Baskara juga berpesan agar dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dapat lebih dikenalkan terkait perkebunan dan informasi positif tentang industri kelapa sawit, sehingga nantinya informasi objektif ini dapat disebarluaskan kepada seluruh warga sekolah dan tidak ada lagi persepsi yang salah terkait komoditas ini.
Senada dengan Baskara, Suherman selaku Wakil Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga D.I. Yogyakarta menyampaikan apresiasinya terhadap agenda ini.
"Diharapkan melalui kegiatan ini para siswa sebagai generasi muda bisa mendapatkan informasi yang detil dan ilmiah tentang kelapa sawit sehingga dapat tumbuh kembang pemikiran-pemikiran baru pengelolaan potensi kekayaan Indonesia," ujarnya.
Dalam sambutannya, Suherman juga menambahkan bahwa Bapak/Ibu guru dapat berperan sebagai motivator dan PGRI sebagai fasilitator, dengan begitu siswa dapat menerima informasi objektif mengenai kelapa sawit.
Guna mendukung tercapainya tujuan kegiatan ini, Wakil Ketua PGRI D.I. Yogyakarta, Sudarto berinisiatif untuk memasukkan materi tentang kelapa sawit ke dalam kurikulum pembelajaran di instansi sekolah atau menjadi suplemen mata pelajaran tertentu yang disesuaikan dengan ciri khas mata pelajaran di tingkat sekolah.
Sudarto menambahkan bahwa bekal informasi kelapa sawit dari BPDPKS ini akan dimuat dalam bentuk infografis sederhana atau spanduk yang dapat dipasang di lingkungan sekolah sebagai upaya penyebaran informasi positif kelapa sawit. (*)
Pewarta | : Ammar Ramzi (MG-235) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |