https://jatim.times.co.id/
Berita

Paus Terdampar di Bangkalan, Ini Penyebabnya Menurut Pakar Biologi ITS

Jumat, 19 Februari 2021 - 17:01
Paus Terdampar di Bangkalan, Ini Penyebabnya Menurut Pakar Biologi ITS Ilustrasi paus terdampar.

TIMES JATIM, SURABAYA – Sedikitnya 52 ekor ikan paus jenis short-finned pilot whale atau paus pilot ditemukan terdampar dan mati di Pantai Modung, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Jumat (19/2/2021).

Puluhan paus ini diduga terdampar sebelum tergeletak di tepi pantai. Tiga di antaranya hidup dan telah dilepaskan menuju tengah laut. 

Kepala Departemen Biologi Fakultas Sains dan Analitika Data Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Dr Dewi Hidayati, SSi, MSi menjelaskan, berdasarkan referensi ilmiah, kemungkinan hal tersebut terjadi akibat pola cuaca yang dapat mengganggu kemampuan navigasi paus. 

Peneliti dari NASA bahkan juga memberikan beberapa teori tentang mengapa kondisi cuaca antariksa dapat mengakibatkan paus, lumba-lumba, dan lumba-lumba yang sehat, yang secara kolektif dikenal sebagai Cetacea, terdampar di darat.

Paus-2.jpgPeneliti mengungkapkan Rig kilang minyak juga dijadikan patokan magnetik bagi paus.(Dok.Ocean Adventure) 

"Teori tentang penyebabnya termasuk anomali magnetik dan peristiwa meteorologi, seperti pasang ekstrim selama bulan baru dan badai pantai, yang dianggap membingungkan hewan," jelasnya kepada TIMES Indonesia, Jumat (19/2/2021). 

Dewi Hidayati menambahkan, kemungkinan paus-paus tersebut berasal dari perairan subtropis antara lain Australia, kemudian  masuk Selat Bali dan ke Selat Madura. 

Bahkan, jelas Dewi, kejadian pusaran air (water spout) di perairan Selat Madura pada Rabu (17/2/2021) sore dinilai juga menjadi salah satu faktor pendukung migrasi magnetik pada paus. 

"Bersama dengan sonar mereka, paus memiliki trik lain yang mereka terapkan untuk menjaga diri mereka tetap di jalurnya," imbuh Dewi. 

Banyak peneliti percaya bahwa paus dan hewan migrasi lainnya memiliki indra magnetis yang membantu mereka mengetahui ke arah mana mereka bergerak.

Paus-3.jpgPergerakan dan perilaku satelit paus biru yang ditandai dalam sistem upwelling Australia, jalur migrasi paus dari Australia ke Indonesia.(Dok.Jurnal Nature.com)

Ilmuwan, imbuhnya, mengetahui bahwa zat yang disebut biomagnitit membantu  bermigrasi dengan membuatnya peka terhadap perubahan medan magnet bumi. Cetacea, famili  paus,) memiliki biomagnitit di retina matanya, yang dapat berfungsi dengan cara tersebut.

"Kemungkinan (water spout) karena sepertinya kejadian hampir bersamaan ya, tapi mungkin perlu penegasan dari ahli geofisika tentang geomagnetik tersebut," tandasnya. 

Sementara adanya kemungkinan kilang minyak di perairan tersebut menjadi penyebab puluhan paus terdampar di bibir pantai, juga masih menjadi penelitian. "Bahkan ada juga referensi yang mengatakan bahwa Rig dijadikan patokan magnetik bagi paus," terang Dewi. 

Diketahui, Modung merupakan kawasan pertambangan Migas. Sektor pertambangan Kabupaten Bangkalan memiliki banyak potensi investasi yang dapat dikembangkan.

"Ada kemungkinan juga karena perubahan kontur pantai yang membingungkan mereka, karena berdasar referensi jalur magnetik mengikuti garis pantai, di beberapa tempat, mereka berputar dan berlari tegak lurus ke pantai," jelas Dewi. 

"Seekor paus yang mengendarai 'jalan' magnet ini kemungkinan besar akan terdampar di daerah yang jalurnya berbelok," ujarnya menambahkan prediksi terkait paus terdampar di Kabupaten Bangkalan, Madura. (*) 

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.