TIMES JATIM, MADIUN – Atlet peraih medali Porprov Jawa Timur 2025 asal Kota Madiun harus menelan pil pahit usai meraih prestasi. Bonus yang diterima sebagai reward ternyata tidak seperti yang dijanjikan. Nominal yang diterima atllet Madiun lebih kecil dari seharusnya.
Salah satu atlet berinisial SA mengaku bonus yang diterima dikurangi pajak sebesar 5 persen. Setelahnya ada potongan internal 40 persen yang dilakukan oleh pengurus Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) Kota Madiun.
“Tidak ada penjelasan, katanya untuk pembinaan. Tapi kami tidak pernah diajak rapat atau diberi surat pemberitahuan,” ujar SA, Kamis (6/11/2025).
SA menilai potongan internal bonus tersebut terlalu besar. Apalagi bonus tersebut masih harus dibagi 4 orang. Sebab medali yang diperoleh adalah kategori beregu. Dari total bonus Rp 20 juta yang diterimakan tinggal Rp 11,4 juta dibagi 4 atlet.
"Kalau memang untuk pembinaan seharusnya disampaikan terbuka sejak awal," keluh SA.
Saat dikonfirmasi, Ketua Pelti Kota Madiun dr Tauhid Islamy tidak merinci alasan pengurangan bonus atlet peraih medali Porprov Jatim 2025. Dia hanya menyatakan sudah melaporkan secara berjenjang ke KONI, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora), dan Wali Kota Madiun.
" Insyaallah beliau-beliau sudah pirso (tahu) duduk permasalannya dan memahami dengan baik segala proses yg melandasinya. Sepulang saya dari Jakarta, kami akan duduk bersama dengan para orang tua atlet untuk meluruskan beberapa hal," ujar Tauhid melalui chat WhatsApp.
Tauhid mengungkapkan sedang berada di Jakarta untuk mendampingi salah seorang atlet berlaga di ajang POPNAS mewakili Jawa Timur. "Situasi atlet sesungguhnya kondusif. Jika ada satu atlet yg miskomunikasi kami akan coba bangun komunikasi sepulang saya dari Jakarta. Insyaallah niat kita baik. Integritas pengurus Pelti sangat dapat diandalkan. Semua kita dedikasikan untuk pembinaan atlet di ajang-ajang selanjutnya," jelasnya. (*)
| Pewarta | : Yupi Apridayani |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |