TIMES JATIM, SURABAYA – Ulfa Mumtaza, designer dari Madiun Jawa Timur ini terus menonjolkan batik sebagai mahakaryanya. Di ajang Muslim Fashion Runaway (Mufway) 2022, Ulfa mengangkat tema Canting Tingkering.
Ulfa Mumtaza terinspirasi menciptakan busana Ramadan tahun ini karena melihat banyaknya sisa bahan batik yang ia miliki, daripada dibuang sia-sia, ia akhirnya membuat design terbaru yang ia namakan Canting Tingkering.
"Awalnya merasa sayang melihat tumpukan sisa bahan batik tulis yang tersimpan dan tidak terpakai. Lalu saya mencoba mengotak-atiknya dan muncul inspirasi untuk mengaplikasikan pada bahan polos," ungkapnya kepada TIMES Indonesia.
Mengenai proses pembuatan busana tersebut, Ulfa mengaku pengerjanaan kurang lebih 3 bulan lamanya, mulai dari menata pola hingga menjadi pakaian yang indah.
"Ini memang cukup rumit dan butuh ketelatenan yg tinggi karena harus memadukan bbrapa kain yg berbeda motif dipadu supaya harmoni. Tapi saya puas karena lebihan-lebihan kain-kain batik yg indah tdk ada yg terbuang sia-sia," ungkapnya.
Mengenai ajang Mufway 2022 yang dilaksanakan di Atrium Pakuwon Mal Surabaya, Ulfa Mumtaza mengeluarkan 8 koleksi dengan potongan A line yang memiliki detail garis-garis tindis dan bermotif bunga yang memiliki perpaduan pink, biru dan putih.
"Yang menambah anggun si pemakai gaun, outfit ini terdiri dari outer dan inner. Jadi bisa di mix and match sesuai gaya. Selain itu, juga cocok dikenakan diacara resmi ataupun casual," jelasnya.
Busana tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk Ramadan saja, tetapi juga acara-acara resmi maupun pesta karena baju tersebut memiliki konsep elegant sekaligus cantik.
"Gaun-gaun ini sangat cocok dikenakan pada acara-acara semi resmi ataupun pesta dan bisa dipakai oleh segala usia," tambah Ulfa.
Koleksi busana terbaik dari Ulfa Mumtaza tersebut dipatok mulai harga Rp2 juta karena koleksi tersebut terbatas dan ekslusif yang dapat disesuaikan dengan pemakainya. Untuk melihat koleksi-koleksi lain dari Designer ini kunjungi Instagram pribadi miliknya yaitu IG: ulfamumtaza. (*)
Pewarta | : Shinta Miranda Sari (MG-242) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |