TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Penyakit mulut dan kuku atau PMK kembali mewabah. Di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, 33 ekor sapi dilaporkan terkena penyakit ini pada Desember 2024. Dinas Pertanian kabupaten setempat meyakini angkanya terus bertambah. Pendataan terus dilakukan.
Pelaksana Tugas atau Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Arif Kurniadi mengatakan, angka tersebut diketahui setelah dokter hewan mendapatkan laporan dan berkeliling ke sejumlah sentra peternakan.
"Itu data Desember 2024. Sudah kami laporkan kepada Pj bupati. Untuk Januari 2025, ada peningkatan tapi belum terlaporkan," kata Arif.
Dinas Pertanian meyakini, penyakit mulut dan kuku atau PMK kembali mewabah karena faktor cuaca. Intensitas hujan yang tinggi diyakini menjadi pemicu kembalinya wabah tersebut.
Meski sudah ada sapi yang terkena PMK, Dinas Pertanian belum bisa melakukan vaksinasi secara gratis karena tidak memiliki stok vaksin. Peternak yang ingin sapinya divaksin, dianjurkan beli sendiri.
"Kami bersama dokter hewan hanya membantu penyuntikan," ujar Arif.
Ketiadaan vaksin ini telah dilaporkan kepada Pj bupati. Pemkab Probolinggo juga telah melaporkan kondisi ini ke Pemprov Jawa Timur.
Hasilnya, pada Rabu (15/1/2025) Pemkab Probolinggo mendapatkan jatah seribu dosis vaksin dari Pemprov Jawa Timur.
"Dengan adanya vaksin itu, kami sudah bisa gerak lagi melakukan vaksinasi secara gratis," ujar Arif Kurniadi.
Vaksinasi akan diprioritaskan untuk sapi yang sudah terkena penyakit mulut dan kuku atau PMK. Selebihnya akan dilakukan di daerah yang mengajukan permohonan ke dinas pertanian.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS Jawa Timur, Kabupaten Probolinggo menempati peringkat ketiga terbanyak dalam populasi sapi potong pada 2022.
Tercatat ada 312.361 ekor sapi potong di daerah ini. Hanya kalah banyak dari Kabupaten Tuban (345.571 ekor), dan Kabupaten Sumenep (381.104 ekor). Adapun untuk sapi perah, BPS mencatat ada 7.381 ekor di Kabupaten Probolinggo. (*)
Pewarta | : Muhammad Iqbal |
Editor | : Muhammad Iqbal |