https://jatim.times.co.id/
Berita

R.M Margono Djojohadikoesoemo Dinilai Layak Mendapat Gelar Pahlawan Nasional 

Jumat, 25 Oktober 2024 - 16:12
R.M Margono Djojohadikoesoemo Dinilai Layak Mendapat Gelar Pahlawan Nasional  FGD Kajian Historis Usulan Gelar Pahlawan Nasional R.M Margono Djojohadikoesoemo di Aula PWI Jawa Timur, Surabaya, Jumat (25/10/2024). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, SURABAYA – Sygma Research and Consulting menggelar Focus Group Discussion (FGD) Kajian Historis Usulan Gelar Pahlawan Nasional R.M Margono Djojohadikoesoemo di Aula PWI Jawa Timur, Surabaya, Jumat (25/10/2024).

Acara ini menghadirkan empat narasumber kunci. Ada Iwannudin Iskandar, S.H., M.Hum, Ketua PWI Jatim Luthfil Hakim, Prof Drs Ec Abdul Mongid, M.A., Ph.D dan Prof Dr Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum.

Kajian historis mendalam itu membedah peran R.M Margono Djojohadikoesoemo dalam sejarah Bangsa Indonesia. 

Para pakar sepakat jika kakek Presiden Prabowo Subianto ini merupakan tokoh nasional, negarawan, politikus dan ekonom. 

Sementara terkait wilayah asal ide pengusulan juga menjadi pertimbangan. Ide itu memang datang dari Jatim. Tidak datang dari daerah asal R.M Margono Djojohadikoesoemo di Kabupaten Banyumas. Karena dasar pertimbangan, lahirnya Hari Pahlawan Nasional di Surabaya. 

"Jatim ingin menjadi inisiator agar R.M Margono Djojohadikoesoemo dapat meraih kehormatannya, saya berpikir beliau sangat berhak untuk itu," kata Yuristiarso Hidayat, Komisaris Sygma Research and Consulting.

Selanjutnya akan dilakukan kajian mendalam bersama akademisi serta praktisi melalui roadshow di sejumlah kota. Apalagi usulan ini telah mendapatkan dukungan dari Pemkab Banyumas sebagai syarat mendapat gelar Pahlawan Nasional berbekal berbagai dokumen penting dengan melibatkan peneliti, sejarawan, dan berbagai pihak penyusun kajian.

"Kajian ini merupakan bagian dari upaya kami untuk mengenang dan mengapresiasi peran beliau yang sudah sepantasnya mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, sekaligus sebagai bentuk kontribusi kami dalam memperkaya literatur sejarah Indonesia," kata Anna Luthfie, salah satu Komisaris Sygma Research and Consulting. 

Silsilah R.M Margono Djojohadikoesoemo 

Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo atau R.M Margono Djojohadikoesoemo lahir pada 16 Mei 1894. Ia adalah putera keenam seorang begawan ekonomi Indonesia, Prof Dr Soemitro Djojohadikusumo. 

Keluarganya tercatat sebagai pejuang. Kedua kakak Prof Soemitro, gugur dalam peristiwa Pertempuran Lengkong, yaitu Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikoesoemo dan Taruna Soejono Djojohadikoesoemo. 

Nama mereka, kemudian diabadikan dalam nama cucu-cucunya, mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad yang kini menjabat sebagai Presiden RI, Prabowo Subianto serta adiknya, Hashim Sujono.

"Cucu adalah bentuk dari keberhasilan seorang eyang," terang Prof Drs Ec Abdul Mongid, selaku akademisi.

Ayah Margono, adalah priyayi yang menjadi pegawai pemerintah kolonial Belanda. Cucu buyut Raden Tumenggung Banyakwide atau dikenal sebagai Panglima Banyakwide, pengikut setia Pangeran Diponegoro.

Panglima Banyakwide diangkat sebagai Bupati Roma (sekarang Karanganyar, Kebumen). Ia mendapat gelar Raden Tumenggung Kertanegara IV.

Cinta Tanah Air 

Meskipun tumbuh di lingkungan priyayi, R.M Margono Djojohadikoesoemo kerap menggambarkan keluarganya sebagai bangsawan 'miskin'. Menurut keterangan Margono semasa hidup, ia memang tidak pernah mengunjungi makam leluhurnya. Dengan kata lain, ia tidak mau mengakui leluhurnya itu, karena pernah bekerja untuk Belanda. 

Biografi Pendidikan 

Margono muda mulai belajar di Europeesche Lagere School (sekolah dasar kolonial) pada tahun 1901. Setelah lulus pada tahun 1907, ia melanjutkan pendidikan di Opleiding School Voor Indlandsche Ambtenaren (OSVIA, sekolah pegawai negeri) di Magelang hingga tahun 1911. 

Kiprah Kepemimpinan 

Sehari setelah pelantikan Soekarno-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden, pemerintah membentuk Kabinet Presidentil dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS). Margono Djojohadikoesoemo ditunjuk sebagai ketua.

Dalam menjalankan tugas, Margono mengusulkan pembentukan Bank Sentral atau Bank Sirkulasi seperti yang dimaksud UUD 1945. 

Ia kemudian mendapat mandat dari Soekarno-Hatta untuk mengerjakan persiapan pembentukan Bank Sentral (Bank Sirkulasi) Negara Indonesia pada tanggal 16 September 1945. 

Pada tanggal 19 September 1945, sidang Dewan Menteri Republik Indonesia memutuskan untuk membentuk sebuah bank milik negara yang berfungsi sebagai Bank Sirkulasi.

Akhirnya pada 15 Juli 1946, terbit Perppu Nomor 2 tahun 1946 tentang pendirian Bank Negara Indonesia (BNI) dan penunjukan R.M Margono Djojohadikoesoemo sebagai Direktur Utama BNI. 

"Beliau melakukan operasional bank yang baru berdiri agar efisien, ini tentu tidak mudah," ungkap Prof Abdul.

Selama menjabat direktur, pada tahun 1970, status hukum BNI diubah menjadi Persero. 

Strategi Kepemimpinan dan Legacy 

Sebagai Dirut BNI pertama, R.M Margono berperan sebagai ahli strategi, memastikan bank beroperasi secara efisien bahkan di bawah tantangan perjuangan kemerdekaan yang sedang berlangsung.

Ia juga menstabilkan keuangan dan ekonomi dengan memberikan dukungan kepada pemerintah, dan membangun kredibilitas bank, baik di dalam negeri maupun internasional. 

Sementara dalam ketatanegaraan Indonesia, R.M Margono juga memiliki jasa memunculkan ide hak angket DPR RI. Itu terjadi pada tahun 1950-an. 

R.M Margono mengusulkan resolusi agar DPR mengadakan hak angket atas usaha memperoleh devisa dan cara mempergunakan devisa. 

Selanjutnya panitia hak angket dibentuk dan beranggotakan 16 orang. Margono bertindak sebagai ketua. Tugasnya menyelidiki untung rugi, mempertahankan devisen-regime berdasarkan Undang-undang Pengawasan Devisen tahun 1940 dan perubahan-perubahannya. 

Akhir Pengabdian 

R.M Margono Djojohadikoesoemo meninggal dunia pada 25 Juli 1978 di Jakarta. Ia dimakamkan di pemakaman keluarga, Desa Dawuhan, Banyumas, Jawa Tengah. Saat itu, Gubernur Jakarta Ali Sadikin datang melayat. 

Nama R.M Margono Djojohadikoesoemo diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Jakarta. Kisah kehidupannya juga menjadi inspirasi pembuatan film Merah Putih. Bahkan namanya juga terpatri sebagai Gedung R.M Margono Djojohadikoesoemo di Universitas Gajah Mada.(*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.