TIMES JATIM, BONDOWOSO – Upaya mediasi antara warga dan pihak PT Perkebunan Nusantara (PTPN) di Kecamatan Ijen dan Kalisat kembali belum membuahkan hasil.
Kedua belah pihak telah dipertemukan Senin (6/10/2025). Namun pertemuan itu berakhir tanpa kesepakatan, setelah warga menolak tawaran lahan pengganti yang disediakan perusahaan.
Penolakan warga didasari pada kondisi fisik lahan yang dianggap tidak layak untuk digarap.
Kepala Desa Sempol, Sodik menjelaskan, bahwa area pengganti yang ditawarkan PTPN dinilai terlalu miring dan kurang produktif.
“Pihak PTPN memang sudah menunjukkan titik-titik lokasi lahan pengganti, tapi masyarakat tidak menyetujui karena kondisi lahannya tidak sesuai, miring dan kurang subur,” jelasnya.
Selain alasan produktivitas, warga juga menyoroti potensi kerusakan lingkungan apabila lahan tersebut dipaksakan untuk dikelola.
Mereka khawatir aktivitas di lahan miring dapat memicu erosi, longsor, maupun banjir di wilayah sekitar.
“Kami ingin menjaga keseimbangan ekosistem. Jadi kondisi tanah dan kemiringan lahan harus diperiksa benar sebelum ada keputusan,” tambah Sodik.
Meski demikian, kedua belah pihak sepakat akan meninjau langsung lokasi lahan pengganti yang diusulkan PTPN. Peninjauan bersama antara warga, pihak perusahaan, dan aparat desa dijadwalkan dilakukan pada hari ini Selasa (7/10/2025).
Sebelumnya, lahan yang selama ini digarap masyarakat sempat ditutup pihak perkebunan karena akan dijadikan area penanaman kopi.
Warga pun meminta agar pengelolaan dilakukan secara kolaboratif, bukan sepenuhnya diambil alih oleh perusahaan.
“Masyarakat ingin tetap bisa mengelola lahan bersama-sama. Sejauh ini kondisi di lapangan masih kondusif, belum ada gesekan,” tegasnya.
Ia menambahkan, jika hasil pengecekan lapangan tidak sesuai dengan harapan warga, maka penolakan tetap akan disampaikan.
“Kalau lahannya nanti tidak layak, masyarakat tetap menolak. Itu sudah jadi keputusan bersama,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Imadudin Muhammad |