TIMES JATIM, SIDOARJO – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan seluruh biaya perawatan korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemprov Jatim.
Kepastian itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, saat meninjau proses penanganan korban di sejumlah rumah sakit. Ia menegaskan, pembiayaan berlaku untuk semua korban tanpa terkecuali, baik yang dirawat di rumah sakit daerah maupun swasta.
“Selama proses penanganan berlangsung, seluruh biaya perawatan sudah kami tanggung. Termasuk yang dirawat di luar RSUD Sidoarjo,” ujar Adhy, Senin (7/10/2025).
Menurutnya, korban yang dirawat di RSUD Sidoarjo menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, sedangkan perawatan di rumah sakit non-RSUD akan ditanggung penuh oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Meski belum dapat memastikan total anggaran yang dibutuhkan, Adhy menegaskan Pemprov tidak akan membebani para korban maupun keluarga.
“Belum dirinci secara anggaran, tetapi prinsipnya siapa pun korban yang masuk rumah sakit akan ditangani dengan baik dan tidak perlu memikirkan biaya. Semua sudah dijamin,” kata Adhy yang juga pernah menjabat sebagai Penjabat Gubernur Jawa Timur.
Kebijakan tersebut diambil untuk meringankan beban para korban dan keluarga usai tragedi runtuhnya bangunan tiga lantai Ponpes Al-Khoziny pada 29 September 2025 lalu.
Sementara itu, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menyatakan seluruh proses pencarian dan penyelamatan (SAR) telah tuntas. Selama sembilan hari operasi, tim gabungan berhasil mengevakuasi 171 korban, terdiri dari 104 orang selamat dan 67 meninggal dunia, termasuk delapan bagian tubuh yang ditemukan terpisah. (*)
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |