TIMES JATIM, MOJOKERTO – Pemerintah Kabupaten Mojokerto melibatkan Duta Genre Desa dalam upaya Gerakan Percepatan Penurunan Stunting (Gercep Stunting) 2025.
Sebelumnya, para Duta Genre Desa mendapatkan pembekalan untuk bisa mengentaskan stunting digelar di Pendopo Graha Maja Tama (GMT).
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Bambang Purwanto menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 366 peserta yang terdiri dari 270 Duta Genre Desa, Ketua TP PKK Kecamatan, Kasi Kemasyarakatan Kecamatan, Duta Genre Kabupaten, Insan Genre, Saka Kencana, dan para penyuluh KB.
"Maksud dan tujuan kegiatan ini adalah penguatan Duta Genre Desa sebagai figur dan motivator dari kalangan remaja di tingkat desa yang akan membantu mensosialisasikan program Genre pada remaja dan masyarakat dalam rangka pencegahan stunting dari hulu melalui remaja serta meningkatkan partisipasi remaja pada kelompok pik remaja di masyarakat," ungkap Bambang dalam keterangannya, Rabu (16/4/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari berbagai regulasi nasional seperti Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009, Perpres No. 72 Tahun 2021, dan Peraturan Kepala BKKBN No. 12 Tahun 2021. Biaya kegiatan ini bersumber dari anggaran DAK Non Fisik Dinas P2KBP2 Tahun Anggaran 2025.
Sementara Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra menegaskan bahwa penanganan stunting tidak hanya dilihat dari sisi kesehatan saja, namun mencakup dimensi yang lebih luas.
"Stunting merupakan suatu kondisi yang bukan hanya terkait masalah gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga tentang dampak yang muncul pada kualitas sumber daya manusia di masa depan. Balita yang mengalami stunting berisiko menghadapi penurunan kemampuan kognitif, produktivitas, dan rentan terhadap penyakit tidak menular," jelasnya.
Menurutnya, dalam menekan stunting terdapat lima kelompok yang menjadi sasaran utama stunting yakni remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita usia 0–59 bulan. Untuk mendukung hal tersebut, Pemkab Mojokerto telah menggulirkan berbagai program unggulan, seperti bedah rumah untuk meningkatkan kelayakan hunian masyarakat miskin, dan susu Jumat sebagai upaya pemenuhan gizi anak sekolah.
"Kami punya program bedah rumah. Di sini rumah-rumah yang tidak layak huni, ini memberikan sumbangsih terkait dengan statistik kemiskinan dan statistik stunting. Oleh karena itu, kita bedah rumah ini akan menyasar ribuan rumah yang tidak layak huni di Kabupaten Mojokerto," ujarnya.
"Kalau provinsi ada sekitar 22 ribu yang harus direnovasi atau dibangun menjadi rumah yang layak huni, tetapi data kita ada sekitar 15 ribu. Bedah rumah ini menjadi program kita sehingga itu juga menjadi faktor eksternal, faktor luar yang akan kemudian menurunkan angka stunting," tambahnya.
Selain itu, Pemkab Mojokerto juga meluncurkan program UHC Prioritas, yang memberikan jaminan pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat, termasuk kelompok rentan.
Bupati juga menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor dengan pendekatan pentahelix, yakni sinergi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat.
"Duta genre menjadi agen perubahan bagi remaja-remaja yang lainnya. Kami berharap anda semua akan menyasar kepada pemuda-pemuda lainnya yang memiliki kepedulian yang sama untuk bersama-sama menurunkan angka stunting di Kabupaten Mojokerto. Karena stunting ini merupakan sesuatu yang sangat merugikan bagi masyarakat kita kedepannya," jelasnya.
Ia berharap para Duta Genre mampu menyebarkan edukasi tentang kesehatan reproduksi, gizi, dan perencanaan kehidupan berkeluarga kepada sesama remaja, demi membentuk generasi yang sehat, tangguh, dan siap menghadapi masa depan.
Bupati juga menekankan pentingnya evaluasi dan pendampingan yang dilakukan oleh para Bunda Genre baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan, demi memastikan upaya yang dilakukan benar-benar berdampak.
"Kami berharap kalian semua memiliki peran yang sangat sentral dan aktif untuk menurunkan angka stunting yang ada di Kabupaten Mojokerto, agar kedepannya anak-anak kita bisa tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang optimis menatap masa depannya serta menjadi anak-anak yang berhasil, berguna, bermanfaat untuk agama, manusia dan bangsa Indonesia," ucapnya. (*)
Pewarta | : Thaoqid Nur Hidayat |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |