TIMES JATIM, MALANG – Sebuah bangku di Stadion Kanjuruhan menjadi tempat yang sangat traumatis bagi Devi Anthok, salah seorang keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Hal ini dia ingat sebagai momen peringatan satu tahun Tragedi Kanjuruhan.
Bagaimana tidak, bangku tersebut dulunya adalah tempat duduk yang ditempati oleh istri dan anaknya saat menyaksikan laga Arema Vs Persebaya pada 1 Oktober 2022, hingga akhirnya mereka harus meregang nyawa dalam tragedi Lanjur.
1 Tahun berlalu, tepatnya pada 1 Oktober 2023, Devi Anthok kembali datang ke Stadion dan duduk di tempat tersebut.
"Saya pingsan karena saya duduk di tempatnya almarhumah mantan istri anak saya, Tasya dan anaknya Lala," ucapnya.
Saat dia berada disana, Anthok mengaku bisa merasakan kehadiran anak dan istrinya yang sudah meninggal setahun yang lalu itu.
"Saya bisa merasakan gimana rasanya mereka waktu bahwa mereka minta tolong-minta tolong, akibat gas air mata yang kadaluarsa ditembakkan oleh aparat Polda Jatim," kata dia.
Dia pun mengaku menyesalkan adanya upaya renovasi Stadion Kanjuruhan yang dilakukan sebelum para korban merasa ikhlas dan lega, karena keluarga mereka belum mendapatkan keadilan atas tragedi ini.
Meski sudah satu tahun Tragedi Kanjuruhan berlalu, selama ini Devi Anthok selalu vokal dan aktif dalam memperjuangkan keadilan bagi 135 korban meninggal akibat tragedi di dalam stadion tersebut. Dia tetap berharap pemerintah dan aparat berwajib bisa memberikan hukuman kepada seluruh pihak yang terlibat dan yang seharusnya bertanggungjawab atas kejadian tersebut. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan, Devi Athok Pingsan Saat Duduk di Tempat Istri dan Anaknya Meninggal
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Irfan Anshori |