TIMES JATIM, BANYUWANGI – Wakil Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Sugirah, menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan Program Makmur PT Pupuk Indonesia (Persero). Program yang mampu meningkatkan produktivitas pertanian ini diharapkan mampu mendorong kesejahteraan petani di Bumi Blambangan.
“Saya berharap, program yang mampu meningkatkan produktivitas dan penghasilan para petani ini bisa disosialisasikan kepada seluruh petani di Banyuwangi,” katanya, Senin (13/9/2021).
Program Makmur Pupuk Indonesia, terdiri dari berbagai aspek yang membantu petani dan budidaya pertanian. Mulai dari pengelolaan budidaya tanaman berkelanjutan, informasi dan pendampingan budidaya pertanian, digital farming dan mekanisme pertanian. Tidak hanya itu, disiapkan juga akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian serta adanya offtaker atau jaminan pasar bagi petani.
Panen Bersama Program Makmur, di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, pada Kamis, 9 September 2021. (Foto: Dokumentasi TIMES Indonesia)
Fasilitas komplit tersebut bisa didapat para petani karena Program Makmur Pupuk Indonesia adalah kolaborasi dari multi stakeholder. Mulai dari perbankan, produsen pupuk, penyedia agro input, sampai pemerintah daerah. Petugas PPL, hingga asuransi. Dan tentunya juga offtaker, atau pihak yang membeli hasil panen petani, baik BUMN maupun swasta
“Program yang sangat bagus untuk para petani. Dimasa pandemi, kehadiran Program Makmur Pupuk Indonesia bisa menjadi salah satu jawaban dari berbagai kesulitan para petani,” ungkap Sugirah.
Sebagai Wakil Bupati yang berlatar belakang petani tulen, pria yang akrab disapa Pakde Sugirah ini sangat memahami keluh kesah petani. Untuk itu, dia berharap PT Pupuk Indonesia (Persero), bisa mensosialisasikan secara massif program yang mampu meningkatkan produktivitas dan menguntungkan kaum tani ini.
Dengan begitu, program Makmur Pupuk Indonesia, benar-benar dipahami dan dinikmati oleh para petani. Terutama para petani di Banyuwangi.
Sebelumnya, SEVP Operasi Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero), Gatoet Gembiro Noegroho, mengatakan bahwa produktivitas petani padi di Banyuwangi mengalami peningkatan usai bergabung dalam program Makmur Pupuk Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun, Dia mengatakan bahwa produktivitas pada program Makmur meningkat 34 persen sampai 42 persen secara nasional. Khususnya pada petani padi dan jagung.
Dalam acara Panen Bersama Program Makmur, di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, pada Kamis, 9 September 2021, dia juga menjelaskan bahwa peningkatan produktivitas petani padi ini terjadi pada masa tanam pertama. Di mana angka panen sebelum bergabung dalam program Makmur tercatat sebesar 5 ton per hektar menjadi 9 ton per hektar.
Peningkatan produktivitas produk pertanian, menurutnya juga berdampak positif terhadap pendapatan petani di Banyuwangi. Para petani padi yang tergabung dalam program ini mengalami peningkatan keuntungan menjadi sekitar Rp 24 juta per hektar. Dari yang sebelumnya sekitar Rp 10 juta per hektar.
“Yang perlu diketahui, program Makmur ini lahir di Banyuwangi. Sebelumnya program ini bernama Agro Solution. Maka masyarakay Banyuwangi, harus menjadi yang terdepan,” ujarnya.
Untuk diketahui, adapun luas tanam yang masuk dalam program Makmur Pupuk Indonesia di Banyuwangi tercatat seluas 175 hektar. Tersebar dibeberapa desa dan kecamatan. Dengan rincian, di Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat seluas 10 hektar. Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi seluas 20 hektar. Kecamatan Blimbingsari seluas 20 hektar. Kecamatan Muncar seluas 25 hektar dan di Desa Karang Sari, Kecamatan Sempu seluas 100 hektare. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |