TIMES JATIM, MALANG – Komisaris PT Anugerah Citra Abadi (ACA), Iwan Kurniawan, Selasa (2/4/2024) siang tadi kaget saat bertandang di Kecamatan Tumpang dalam rangka Pekan Islami XVII untuk menyerahkan santunan, ada anak yatim berhati mulia.
Ceritanya begini, siang itu, seperti hari-hari sebelumnya, setelah Iwan Kurniawan memberikan kuis-kuis kemudian bertanya kepada anak-anak yang hadir dalam acara itu, apakah ada yang bercita-cita ingin menjadi pengusaha.
Ada sekitar enam anak yatim, empat laki-laki dan dua perempuan yang kemudian maju ke depan untuk memenuhi panggilan Iwan Kurniawan.
Ketika ditanya mengapa bercita-cita ingin menjadi pengusaha, jawaban anak-anak itu mengagetkan Iwan. Jawaban mereka murni dan tulus, tanpa ada yang mbisik-i.
"Saya ingin menjadi pengusaha agar menjadi orang yang kaya," jawab Rido.
"Lalu kalau sudah menjadi kaya mau apa?," kejar Iwan Kurniawan.
"Saya juga ingin menyantuni anak yatim, dan itu pasti akan saya lakukan," jawab Rido dengan tegas.
Mendengar jawaban Rido itulah, Iwan Kurniawan kaget. "Wah, kamu benar-benar berhati mulia. Semoga apa yang kamu cita-citakan menjadi kenyataan. Teruslah belajar dengan baik ya, agar kamu sukses," ujar Iwan setengah menahan haru.
Teman Rido yang ditanya dengan pertanyaan yang sama juga menjawab dengan tegas bahwa ia bercita-cita akan memperhatikan nasib anak yatim.
Iwan Kurniawan juga menggali saran, pendapat, usulan dari ibu-ibu pendamping anak yatim. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Kekagetan Iwan Kurniawan semakin bertambah setelah bertanya kepada dua anak perempuan yang juga ikut maju itu.
"Kalau kamu, bercita-cita ingin menjadi pengusaha karena apa," tanyanya.
"Saya juga ingin kaya, agar bisa membeli rumah besar untuk ibu saya," kata gadis kecil.
Kali ini Iwan Kurniawan langsung tertahan, diam sejenak dan tidak melanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. "Sungguh, kamu juga berhati mulia," katanya singkat.
Iwan pun langsung memberi mereka hadiah sarung dan baju muslim.
Siang tadi, PT Anugerah Citra Abadi memberikan santunan kepada 1267 anak yatim di tiga kecamatan, Poncokusumo (476) Tumpang (385) dan Jabung (404).
Dalam melaksanakan pemberian santunan itu, Iwan Kurniawan sembari "sambil menyelam minum air". Sambil memberikan santunan anak yatim, ia juga menggali berbagai saran, usulan ataupun apapun bentuknya untuk pelaksanaan Pekan Islami PT ACA di tahun depan.
Akhirnya terungkap juga berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Mulai dari persoalan jalan rusak, pendidikan sami narkoba. Karena Iwan bukan pejabat, iapun menyerahkan jawaban itu kepada masing-masing lembaga yakni kepada Camat, Danramil atau Kepolisian.
Para pejabat Muspika di tiga kecamatan itu juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Iwan Kurniawan yang setiap tahun secara rutin menyantuni anak yatim di 33 Kecamatan dan 390 desa se Malang Raya.
Dalam setiap kesempatan, Iwan Kurniawan juga mendekati anak yatim, berbisik dan kemudian memberinya hadiah. (FOTO: Widodo Irianto/TIMES Indonesia)
Mubaligh, KH Kholili yang selalu ikut dalam kegiatan itu dalam kultum (kuliah tujuh menit)-nya mengatakan, bahwa anak yatim, anak yang yang ditinggal wafat ayahnya, adalah anak yang mengikuti jejaknya nabi.
Dikatakan ada lima yatim piatu yang menjadi perubah dunia.
Nomer satu, kata dia Adah Rosullullah. Dikisahkan dalam buku Kisah Teladan 25 Nabi & Rasul oleh Ifsya Hamasah, Rasulullah SAW lahir sebagai yatim. Ayahnya yang bernama Abdullah wafat sebelum kelahirannya.
Setelah lahir pun, sang nabi diasuh oleh Halimah As-Sa'diyah untuk sementara waktu. Masa kecilnya dihabiskan di perkampungan Bani Sa'ad, sebuah daerah kering dan gersang.
Namun, setelah Rasulullah SAW diasuh oleh Halimah, keadaan perkampungan tersebut berubah menjadi subur. Para kambing menghasilkan banyak susu dan penduduk di sana berkata, "Gembalakanlah kambing-kambing kalian di ladang milik Halimah As-Sa'diyah." sebagaimana tertulis dalam buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad susunan Moenawar Khalil.
Nomer dua adalah Imam Buchori yang begitu lahir dalam keadaan buta. Berkat doanya sang ibu yang dengan doa-doanya kepada Allah SAW menginginkan putranya bisa melihat lagi, akhirnya terkabul bisa melihat lagi. Dalam usia 17 tahun, ia kemudian hafal 1 juta hadits.
"85 persen seorang ibu menentukan nasib anak anaknya. Karena kepada ibu-ibu doakan anak-anaknya yang terbaik, dan jangan mendoakan anak yang jelek-jelek," tandas Kholili.
Sayangnya kultum Kholili tidak berlanjut karena ia segera minta ijin akibat sakit giginya kambuh.
Namun yang jelas, saat menyantuni anak yatim di Tumpang, Komisaris ACA lewat Pekan Islami XVII-2024, Iwan Kurniawan kaget karena ada anak yatim yang bercita-cita menjadi seorang pengusaha kaya, dan uangnya antara lain akan digunakan untuk menyantuni anak yatim. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |