TIMES JATIM, PACITAN – Mahasiswi tingkat akhir Unair Surabaya (Universitas Airlangga), asal Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Anggun Muktyastuti sukses berjualan kuliner di saat pandemi Covid-19. "Karena pandemi saya mencoba menekuni kuliner ini sambil ikut perkuliahan online dari rumah," katanya.
Menurutnya inovasi bidang kuliner saat berlakunya perkuliahan online seperti sekarang perlu dilakukan untuk menyeimbangkan pikiran dan perbuatan.
"Dengan belajar sambil berkarya maka pikiran dan perbuatan akan seimbang," terangnya.
Menu yang disajikan berupa Soto Ayam Kampung Khas Gunung, Nasi Mangut Lele, Nasi Sayur Ayam Kampung Pedas, Sego Tiwul Jangan Lombok yang mampu menggugah selera karena khas cita rasanya yang juga merakyat.
"Semua di sini serba merakyat dan murah meriah buka tiap hari dari pukul 06.00-16.00 WIB," kata mahasiswi Unair ini.
Harga soto ayam kampung Rp 7 ribu per porsi, Nasi Mangut Lele Rp 10 ribu per porsi, nasi sayur ayam kampung pedas Rp 14 ribu per porsi, nasi tiwul jangan lombok Rp 5 ribu per porsi.
Kemudian Anggun juga menyediakan menu minuman dawet ayu Rp 2 ribu gelas kecil, Rp 5 ribu gelas besar juga tersedia kopi tubruk khas Tokawi.
Dari kuliner tersebut penghasilan setiap hari Rp 700 ribu - Rp 1 juta. Hal ini di lakukan bersama adiknya, Anggita Maharani yang masih duduk di bangku kelas XI SMA N 1 Pacitan.
Anggun melayani pembeli yang datang ke tempatnya berjualan.
Uniknya dua kakak beradik tersebut juga berusaha sendiri, adiknya di bidang kue ulang tahun dan jajanan tradisional. Dia juga menyediakan snack, tumpeng lengkap dengan harga dari Rp 100 - Rp 225 ribu juga kue ulang tahun dari Rp 100 ribu - Rp 250 ribu.
"Kami juga sedia pemesanan kue ulang tahun, tumpeng dan lainnya," kata Anggita Maharani.
Untuk bisa menikmati kuliner yang diberi nama Warung Dawet Ayu A2 ini anda bisa datang ke Jalan Arjosari-Purwantoro yaitu berada di area wisata Monumen Jenderal Soedirman Pakis Baru Nawangan, Pacitan. Anggun dan Anggita mencoba terobosan berjualan kuliner saat pandemi Covid-19. (*)
Pewarta | : Rojihan |
Editor | : Bambang H Irwanto |