TIMES JATIM – Dari wisata religi yang menenangkan hingga petualangan edukasi di Maharani Zoo dan goa, wilayah Pantura Lamongan membuktikan diri sebagai magnet utama liburan akhir tahun ini.
Meski persaingan wisata makin ketat, pesona pesisir utara tetap tak tergoyahkan bagi ribuan wisatawan dari berbagai daerah.
Destinasi wisata di wilayah Pantura Kabupaten Lamongan kembali mendominasi angka kunjungan wisatawan pada momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Lamongan, akumulasi kunjungan wisatawan selama periode 13 hingga 25 Desember 2025 mencapai 89.950 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 87.257 kunjungan tercatat berada di destinasi wisata yang tersebar di kawasan Pantura. Dominasi ini menunjukkan bahwa kawasan pesisir utara Lamongan masih menjadi tujuan utama wisatawan, baik untuk wisata religi, alam, edukasi, hingga hiburan keluarga.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan, Siti Rubikah, menjelaskan bahwa keunggulan Pantura terletak pada keberagaman destinasi yang dimiliki.

“Dari akumulasi data kunjungan kami, destinasi wisata di wilayah Pantura mendominasi pada momen libur Nataru 2025. Memang wilayah Pantura memiliki ragam wisata yang ditawarkan, mulai wisata alam, religi, edukasi, hingga fantasi,” tuturnya saat ditemui di Kantor Disparbud Lamongan, Selasa (30/12/2025).
Adapun destinasi yang mencatat kunjungan tertinggi antara lain wisata religi Makam Maulana Ishaq di Kemantren, Paciran, dengan 36.844 wisatawan, serta Makam Sunan Drajat yang dikunjungi 33.646 wisatawan.
Selain itu, Maharani Zoo dan Goa mencatat 9.457 kunjungan, Pantai Klayar sebanyak 6.851 wisatawan, dan wisata Desa Pantai Kutang dengan 459 kunjungan. Angka tersebut masih ditambah dengan destinasi Pantura lainnya yang turut menyumbang lonjakan wisatawan.
Rubikah menambahkan, tingginya kunjungan wisatawan ke Pantura juga tidak lepas dari faktor kemudahan akses transportasi. Peluncuran Bus Trans Jatim Joko Tingkir Koridor IV yang menghubungkan Paciran–Bunder Gresik sejak Agustus 2024, serta Bus Trans Jatim Koridor VII yang menghubungkan Terminal Lamongan hingga Terminal Paciran pada Oktober 2025, dinilai sangat membantu mobilitas wisatawan.
Meski Pantura mendominasi, Rubikah menegaskan bahwa destinasi wisata di wilayah lain Lamongan tetap memiliki daya tarik tersendiri.
Di wilayah selatan, misalnya, terdapat wisata sejarah Makam Nyi Andong Sari di Ngimbang, Wisata Edukasi Gondang Outbond (Wego) di Kecamatan Sugiyo, hingga Istana Gunung Mas 27 di Kecamatan Mantup yang menawarkan wisata keluarga dengan arsitektur unik bergaya Jawa–Cina.
Sementara itu, Asisten Manager Marketing Maharani Zoo dan Goa Juli Tri Wahyuningtyas menyebut bahwa kunjungan selama libur Nataru 2025 masih terbilang aman dan stabil, meski tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.
“Masih aman-aman, meskipun tidak seramai tahun-tahun lalu,” katanya.
Juli mengatakan, wisatawan yang menikmati berbagai wahana dan aneka fauna di Maharani Zoo dan Goa banyak di dominasi dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Wisatawan masih didominasi dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Tuban, Lamongan, Rembang, Demak, Jepara, dan daerah lainnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, wahana favorit pengunjung di Maharani Zoo dan Goa antara lain interaksi memberi makan berbagai fauna koleksi.
“Interaksi kasih makan hippo-kudanil, harimau dari kandang atas maupun bawah, tunggang onta dan kuda,” tuturnya. Ragam pengalaman tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan keluarga yang ingin menikmati liburan edukatif di Lamongan. (*)
| Pewarta | : Moch Nuril Huda |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |