TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Padepokan Fotografi Bromo mengundang masyarakat di sekitar Kawasan Wisata Bromo Tengger Semeru untuk mengikuti Kelas Calon Instruktur Fotografi (Training of Trainers) secara gratis. 

Kelas yang dilaksanakan 16-17 Juli ini, merupakan kontribusi padepokan bagi pengembangan keterampilan masyarakat di kawasan Bromo dan sekitarnya. 

Selama dua hari pelatihan, peserta yang dibatasi sebanyak 20 orang, akan memperoleh materi mengenal pencahayaan, mengenal white balance, dan memahami komposisi. 

Belajar fotografi di Padepokan Fotografi Bromo di tempat yang menyenangkan. (FOTO: Sigit Pramono for TIMES Indonesia)

Materi itu akan diberikan oleh Dosen Fotografi Institut Seni Indonesia atau ISI Yogyakarta, Pamungkas Wahyu; dan Dosen Fotografi Universitas Trisakti, Aditya Ali.

"Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan bisa menjadi instruktur atau pengajar kursus fotografi singkat untuk wisatawan Bromo, tamu-tamu hotel, dan lainnya," kata Sigit Pramono, salah satu pendiri padepokan. 

Kursus fotografi singkat untuk wisatawan dan tamu hotel yang dimaksud, akan diadakan oleh padepokan yang berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut tersebut. 

Berdasarkan catatan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, pada tahun 2018 ada 825.206 wisatawan berkunjung ke Gunung Bromo. Pada 2019 sebanyak 721.082 wisatawan, dan pada 2020 sebanyak 196.268 wisatawan. 

Badan Pusat Statistik atau BPS Kabupaten Probolinggo mencatat, ada 29 hotel dengan 907 tempat tidur pada 2020 di Kecamatan Sukapura. Kecamatan ini merupakan pintu masuk utama menuju Bromo. 

Padepokan Fotografi Bromo didirikan Sigit Pramono bersama beberapa budayawan, akademisi dan fotografer papan atas Indonesia. Padepokan fotografi di kawasan wisata pertama di Indonesia ini, diketuai Oscar Motuloh, jurnalis foto senior yang diberi gelar Empu Ageng Fotografi oleh ISI Yogyakarta. (*)