TIMES JATIM, BONDOWOSO – Masih dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April kemarin. Perempuan STD (Sony T Danaparamita) dan SeTretan Dhibik  Bondowoso kompak mengenakan kebaya ala perempuan zaman dulu saat membagikan takjil. 

Segaja kegiatan berbagi takjil kali ini juga dijadikan momentum dalam memperingati Hari Kartini, sekaligus untuk mengedukasi masyarakat tentang perjuangan para pahlawan.

"Alhamdulillah kegiatan berbagi takjil ini kami masih bisa ikut berpartisipasi kembali, karena ini juga mengambil konsep peringatan Hari Katini. Kita minta kawan-kawan perempuan kita untuk memakai kebaya," jelas Windu Koordinator Komunitas SeTretan Dhibik Bondowoso, Sabtu (234/4/2021).

Windu menambahkan, bahwa dengan mengenakan kebaya, relawan STD dan Komunitas SeTretan Dhibik berharap bisa lebih mempopulerkan pakaian nasional. 

"Kegiatan ini sebenarnya tidak hanya untuk berbagi di Bulan Ramadhan, jadi kegiatan ini juga upaya dari kami untuk mempopulerkan budaya-budaya nasional, seperti masakan nusantara dan kebaya," jelasnya.

Sejumlah anggota perempuan kata dia, sengaja menggunakan kebaya saat membagikan takjil, untuk memperingati merefleksi kehidupan zaman dulu, dan mempromosikan salah satu identitas budaya Indonesia.

"Kami mempopulerkan masakan nusantara, kami juga ingin memposisikan kebaya sebagai identitas perempuan Indonesia," imbuhnya.

Secara terpisah, Anggota Sonny T Danaparamita mengapresiasi kegiatan berbagi takjil dengan membawa konsep Hari Kartini. Politisi PDI tersebut menjelaskan, dari dulu dirinya  konsisten untuk mengembangkan budaya nasional.

"Semangat saya diikuti oleh anak muda Bondowoso, saya tentu merasa bangga saat ini generasi muda mau turut melestarikan budaya nasional," ungkapnya.

Menurutnya, kegiatan berbagi takjil di Bondowoso ini media konsep yang menarik, tentunya akan terlihat unik sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. "Melestarikan kuliner nusantara, menggunakan busana nusantara yakni kebaya, sekaligus memperingati Hari Kartini 2021," terangnya. (*)