TIMES JATIM, SURABAYA – Aksi demonstrasi yang berlangsung di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu (30/8/2025) malam, berakhir ricuh. Massa yang sejak sore menunggu audiensi dengan pemerintah, melampiaskan kekecewaannya dengan membakar sebagian gedung setelah pertemuan tak membuahkan hasil.

Ribuan orang memadati Jalan Gubernur Soeryo sejak petang. Mereka meneriakkan berbagai tuntutan, mulai dari penolakan kenaikan tunjangan wakil rakyat hingga desakan reformasi. Di sela-sela orasi, terdengar pula teriakan massa yang menyebut aparat dan meminta pertanggungjawaban atas insiden meninggalnya seorang pengemudi ojek online saat aksi di Jakarta.

Sekitar pukul 19.45 WIB, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin keluar pagar menemui massa. Ia sempat menyapa, menyalami, dan mengimbau pendemo agar tetap tertib. “Jaga kondusifitas, ayo tetap tertib,” serunya. Kehadiran Pangdam sempat disambut teriakan “Ijo, Ijo, Ijo” dari massa.

Tak lama kemudian, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga keluar menemui demonstran. Ia sempat menyapa dan mendengarkan aspirasi massa, namun situasi tidak mereda. Setelah beberapa menit, Gubernur kembali masuk ke dalam Gedung Negara Grahadi dengan pengawalan ketat.

Kehadiran Gubernur dan Pangdam ternyata tidak mampu meredam emosi massa aksi. Sejumlah orang kemudian melempari pagar dan gedung dengan batu, sebelum akhirnya membakar bagian depan bangunan sebelah Barat Gedung Grahadi (Rumah Dinas Wakil Gubernur. red)

Kobaran api terlihat menjalar ke pintu gerbang dan sebagian ruangan sisi depan. Petugas TNI dan kepolisian yang berjaga segera berusaha menghalau massa. Mobil pemadam kebakaran dikerahkan, namun api membesar melalap rumah dinas Wakil Gubernur, Emil Dardak Itu.

Sementara itu, arus lalu lintas di Jalan Gubernur Soeryo lumpuh total. (*)