TIMES JATIM, JEMBER –

Program bantuan insentif bagi guru ngaji yang digulirkan oleh Pemkab Jember panen apresiasi dari penerima manfaat.

Salah satunya adalah Muhammad Rihil Firdaus (29), seorang guru ngaji yang telah mengabdi selama hampir lima tahun di Pondok Pesantren (Ponpes) Subilun Najah, yang berlokasi di Dusun Selakdoro, Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan.

​Rihil mengatakan bahwa bantuan insentif dari pemerintah ini sangat membantu perekonomian keluarga.

Selain itu, dia merasa jasanya sebagai pendidik di bidang agama diperhatikan pemerintah.

​"Terima kasih kepada bapak bupati karena sudah memperhatikan kami sebagai guru ngaji," ujarnya sambil mengungkapkan rasa syukurnya. Rabu (8/10/2025).

Program insentif guru ngaji ini memang bertujuan untuk meningkatkan semangat para pendidik agama dan mendorong kegiatan keagamaan di tingkat desa dan dusun.

Program itu sejalan dengan visi misi Bupati Jember Muhammad Fawait dalam membangun masyarakat Jember yang religius dan berakhlak mulia.

Rihil berharap agar program insentif ini dapat meluas jangkauannya dan terjaring juga guru-guru ngaji yang mungkin masih terpencil atau sulit mengakses bantuan.

​Selain itu, Rihil juga memberikan masukan terkait mekanisme penyaluran.

Ia menyarankan agar ada prioritas atau tempat antrian tersendiri bagi guru ngaji yang membawa bayi, untuk memudahkan mereka saat proses pencairan.

"Jadi memberikan saran kepada gus bupati untuk menyediakan tempat khusus bagi ustadzah yang membawa anak kecil, seperti kita lihat di sini seperti ini, kasihan," ujarnya.

​Untuk tahun 2025, Pemkab Jember menargetkan total penerima insentif guru ngaji mencapai 22 ribu orang, dengan besaran insentif Rp1,5 juta per orang, yang disalurkan secara bertahap. (*)