TIMES JATIM, SURABAYA – Implementasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai fondasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kini tengah diterapkan oleh Pemkot Surabaya melalui program ‘Kampung Pancasila’. Perwujudan nyata program tersebut dapat dilihat di Kampoeng Oase Ondomohen.
Melalui inovasi lingkungan dan semangat gotong-royong warganya, kampung ini menjelma sebagai oase teduh, asri, dan sarat nilai-nilai kebangsaan di tengah hiruk-pikuk metropolitan.
Perjalanan kampung yang terletak di jantung Kota Surabaya, tepatnya di Jl. Ondomohen Magersari Gg.V, RT 08 RW 07, Ketabang, Kecamatan Genteng, tidaklah mudah. Berawal dari kampung yang dulunya kumuh, hingga kini menjadi tempat wisata edukasi maupun jujukan pegiat lingkungan. Semua itu, merupakan hasil gotong royong warga yang secara suka rela bahu-membahu menyulap pemukiman yang padat, menjadi koridor hijau yang menyejukkan. Sesuai dengan sila ketiga dan kelima Pancasila.
Setiap jengkal lahan dimanfaatkan untuk menanam sayuran hidroponik yang beragam. Upaya ini tidak hanya menciptakan keindahan ataupun suasana asri, konsep urban farming yang warga kampung galakkan, merupakan salah satu upaya ketahanan pangan dari lini paling rendah ditatanan kota, yakni lingkup rukun warga (RW).
Para tamu saat memberi makan ikan di selokan. (Foto: Siti Nur Faizah/TIMES Indonesia)
Lebih dari itu, inovasi pengelolaan sampah juga bisa didapatkan dari Kampoeng Oase Ondomohen. Dikenal sebagai model pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat, mereka mengubah sampah menjadi berkah. Sampah dipilah, diolah menjadi pupuk, dan limbah organik dimanfaatkan sebagai nutrisi untuk budidaya ikan di selokan.
“Awalnya memang berat memulai ini semua, namun dengan semangat gotong-royong, kami warga kampung ternyata bisa. Pelestarian lingkungan harus dilakukan secara berkelanjutan dan bersama-sama, karena yang menikmati hasilnya juga warga sendiri,” ujar Mus Mulyono, ketua Kampoeng Oase Ondomohen kepada TIMES Indonesia, Kamis (16/10/2025).
Kolaborasi dan Pendidikan Lingkungan
Semangat persatuan dan kepedulian dalam peestarian lingkungan, tidak hanya dilakukan oleh orang kampung sendiri, melainkan juga datang dari berbagai pihak. Kampus-kampus ternama di Kota Surabaya turut andil memberikan bantuan teknologi, seperti pemasangan panel surya sebagai energi terbarukan, mesin extruder untuk produksi arang briket, mesin pirolisis untuk mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif, hingga mengadakan berbagai workshop pengembangan potensi warga.
“Kami sangat menyambut baik kolaborasi dari berbagai pihak, agar Kampoeng Oase Ondomohen bisa selalu berinovasi,” lanjut Mus.
Dengan berbagai inovasi yang disuguhkan, banyak pelajar mulai dari tingkat SD sampai Kuliah hingga pegiat lingkungan menjadikannya sebagai tempat untuk belajar. Bahkan, Kampoeng Oase Ondomohen menjadi rujukan program internasional dari United Nations Development Programme (UNDP).
Ondomohen: Miniatur Surabaya yang Ideal
Kampoeng Oase Ondomohen adalah bukti pembangunan kota yang berorientasi pada lingkungan dan masyarakat dapat berjalan beriringan. Ia menjadi miniatur dari nilai-nilai Pancasila yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Persatuan dalam membangun lingkungan, kerakyatan melalui musyawarah, kemanusiaan dalam kepedulian terhadap sesama dan lingkungan, serta keadilan sosial melalui upaya peningkatan kesejahteraan bersama.
“Ini sejalan dengan program Kampung Pancasila yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Salah satu program positif yang dapat meningkatkan kesejahteraan, keamanan, dan kerukunan di masyarakat yang mulai pudar,” kata Mus Mulyono.
Kehadiran Kampoeng Oase Ondomohen menegaskan bahwa kehadiran kampung di jantung kota bukan sekadar tempat tinggal, melainkan sumber inspirasi dan percontohan sustainable living.
“Ini (urban farming) bisa diterapkan di masing-masing RW se-Surabaya, karena dampaknya sangat besar. Bisa mengurangi pemanasan global apalagi sekelas Kota Metropolitan Surabaya,” tandasnya.
Gotong-royong adalah Kunci
Komitmen Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi untuk membumikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat diwujudkan dengan adanya program ‘Kampung Pancasila’. Ia menargetan peningkatan taraf hidup masyarakat, termasuk penuntasan kemiskinan, ibu hamil beresiko tinggi, anak-anak putus sekolah, dan pengangguran terbuka.
“Dalam Kampung Pancasila itu kita utamakan gotong-royong dan saling membantu. Karena agama dan Pancasila ini filosofinya memerintah kita untuk saling tolong-menolong,” ungkap Wali Kota Eri, beberapa waktu lalu.
Tak main-main dalam program ini, ia membentuk Satuan Tugas (Satgas) Kampung Pancasila yang ditetapkan melalui Keputusan Wali Kota Surabaya Nomor: 100.3.3.3/ 142/ 436.1.2/2025. Orang nomor satu di Surabaya ini juga menginstruksikan kepada seluruh perangkat daerah, camat, dan lurah untuk bergerak serentak menuju 1.360 titik Kampung Pancasila yang tersebar di 153 kelurahan.
“Dengan adanya program ini, kita kuatkan lagi (Pancasila). Karena kita harus menjalankan Pancasila, Undang-undang dasar 1945, dan agama secara kaffah (keseluruhan),” tutur Wali Kota Eri.
Sementara itu, Ketua Satgas Kampung Pancasila, Irvan Widyanto menyebut program tersebut menerapkan mekanisme self assessment oleh Ketua RW, dengan dibantu Kader Suraaya Hebat (KSH) melalui aplikasi ‘Sayang Warga’.
“Penilaian ini akan dilakukan setiap bulan dari pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan, nanti akan keluar skornya. Sektor lingkungan itu ada skornya, begitupun sektor ekonomi dan kemasyarakatan. Seperti contoh, ada pertanyaan apakah disini sudah ada siskamling, apakah disisni sudah ada pembatasan jam malam, nah itu ditanyakan semua. Ketika itu belum ada, otomatis tidak mendapat skor,” paparnya.
“Tugasnya ASN pendamping dengan RT/RW adalah membentuk apa yang belum ada itu dengan pendekatan kemasyarakatan,” imbuh Irvan.
Kampung Pancasila ini, katanya, bersifat sustainability (berkelanjutan), pihaknya akan terus menilai dan berbenah. “Ini juga untuk menghidupkan gotong-royong, guyup rukun, untuk reminder lagi. Karena ini semua basicnya ada di masyarakat,” ucapnya. (*)
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |