TIMES JATIM, MALANG – Upaya mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) naik kelas terus digencarkan di Kota Malang. Sebanyak 50 UMKM terpilih mendapatkan pelatihan intensif guna meningkatkan daya saing, khususnya melalui penguasaan teknologi digital.
Program yang digagas IOH melalui brand IM3 dan Tri ini tidak hanya menghadirkan pelatihan, tetapi juga dukungan jaringan ramah UMKM, termasuk layanan wifi portabel untuk menunjang mobilitas pelaku usaha.
AVP Brand Activation, Digital & Socmed IOH, Fahri Sanad mengatakan, pelatihan menekankan pemanfaatan teknologi terbaru.
“Banyak UMKM yang hanya tahu Instagram sebagai sarana promosi, tapi belum memahami cara memaksimalkannya. Kami ingin mereka lebih cerdas memanfaatkan platform digital, mulai dari aplikasi, penggunaan AI, hingga strategi pemasaran modern. Semua itu tentu butuh jaringan internet cepat dan stabil,” ujar Fahri, Kamis (2/10/2025).
Sebelumnya, program serupa juga telah digelar di Surabaya dengan melibatkan 40 UMKM. Kota Malang menjadi kota kedua dari 11 kota sasaran di Jawa Timur. Menurut Fahri, dukungan Pemkot Malang dan keberadaan Malang Creative Center (MCC) menjadi faktor penting yang memperkuat optimisme keberlanjutan program ini.
Ia menambahkan, evaluasi akan dilakukan setiap bulan bersama Rumah Digital Literasi (RDL) untuk melihat sejauh mana UMKM mampu mengimplementasikan materi pelatihan.
“Tujuan kami jelas, empowering UMKM. Tidak hanya sekali jalan, tapi berkelanjutan agar mereka benar-benar naik kelas. Harapannya, kolaborasi pemerintah, provider, dan komunitas bisa memperkuat UMKM Jawa Timur secara menyeluruh,” jelasnya.
Sementara, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Pemkot Malang, M Sailendra menegaskan, pembinaan UMKM menjadi prioritas Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. Menurutnya, program ini sejalan dengan visi Dasa Bakti melalui inisiatif Ngalam Laris dan Ngalam Idrek.
“Pelatihan ini tidak hanya teori. Pelaku UMKM diajarkan strategi pemasaran digital, pengemasan produk, hingga pemanfaatan teknologi informasi. Dengan begitu, mereka bisa memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan,” tutur Sailendra.
Sailendra menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pemberdayaan UMKM. Menurutnya, kontribusi sektor swasta, media, lembaga pendidikan, hingga komunitas lokal dibutuhkan agar UMKM benar-benar mampu bersaing.
“Pada pelatihan kali ini, fokus utama diarahkan pada penguatan keterampilan digital. Peserta didorong untuk lebih adaptif dalam memanfaatkan media sosial, memaksimalkan platform jualan online, hingga menjajal teknologi kecerdasan buatan (AI) sebagai strategi promosi,” jelasnya.
Ia menyebut, banyak peserta yang sebelumnya hanya sebatas menggunakan aplikasi, kini dibimbing memanfaatkan fitur-fitur digital untuk lebih efektif menjangkau konsumen.
“Sekarang jualan tidak bisa hanya mengandalkan offline. Digitalisasi membuka peluang lebih luas, bahkan bisa menembus pasar nasional hingga global,” katanya.
Kota Malang dipilih sebagai lokasi pelatihan karena memiliki ekosistem ekonomi kreatif yang berkembang pesat. Antusiasme pelaku UMKM pun tinggi, terbukti jumlah pendaftar melampaui kuota 50 peserta.
“Tujuan akhirnya agar UMKM Malang benar-benar naik kelas. Tidak sekadar bertahan, tapi mampu bersaing di era digital. Untuk itu, kolaborasi semua pihak sangat diperlukan,” pungkasnya.(*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Imadudin Muhammad |