TIMES JATIM, JOMBANG – Bulan suci Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah bagi umat muslim di seluruh dunia. Di bulan puasa tersebut berbagai kenikmatan pahala telah dilimpahkan kepada setiap hambanya yang mau menjalankan ibadah serta digaransi oleh Allah SWT dalam kitab suci Al-Quran.
Namun, bagaimana dengan orang yang sibuk bekerja mencari nafkah untuk keluarganya. Tentunya mereka akan tertinggal jauh soal ibadah karena kesibukan kerjanya. Lantas lebih baik bekerja atau beribadah di waktu bulan suci Ramadan seperti saat ini?
Berikut penjelasan dari KH Zaimuddin Wiyaja As'ad atau yang akrab disapa Gus Zuem, salah satu Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang.
Menurutnya, Ramadan memang bulan penuh berkah dan merupakan bulan yang dimulyakan oleh Allah SWT, serta dianjurkan bagi setiap muslim untuk memperbanyak ibadah dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
"Namun, bagi seorang yang bekerja untuk mencari nafkah tentu bekerja lebih utama dan wajib baginya. Sebab, menelantarkan anak istri itu dosanya lebih besar dibanding pahala ibadah sunnah," katanya, kepada TIMES Indonesia. Selasa (20/4/2021).
Ia mengibaratkan, ketika seseorang dihadapkan dua pilihan antara berangkat kerja atau salat sunah dhuha terlebih dahulu. Jika waktu dhuha tidak mengganggu kewajiban bekerja maka laksanakanlah. Namun, jika dhuha menghambat pekerjaan dan menyababkan telat dalam bekerja maka tinggalkanlah salat dhuha dan berangkatlah bekerja.
"Islam itu indah, Islam itu mudah tinggal niatkan saja bekerja untuk beribadah mencari nafkah untuk keluarga. Nilainya sama dengan ibadah sunah yang ditinggalkan," jelasnya.
Maka jangan pernah memandang jelek bagi orang yang sibuk bekerja saat Ramadan sedangkan ibadah sunahnya sangat minim bahkan jarang dilakukan.
"Kecuali, ketika dengan tidak bekerja tidak berdampak dengan ekonomi keluarganya. Maka perbanyaklah ibadah di bulan suci Ramadan," imbuhnya.
Kemudian, Gus Zuem menerangkan hal yang lebih utama dari sebuah ibadah di bulan suci Ramadan ialah lillahi ta'ala atau niat karena Allah SWT. "Artinya jangan sampai salah niat, seperti niat puasa agar menjadi langsing dan kurus, aku mau puasa biar sehat. Niat-niat kecil tersebut harus kita hindari, namun niatkanlah semua itu lillahi ta'ala pasti Allah SWT akan memberikan yang terbaik buat kita tanpa harus diniatkan yang berbeda," ujarnya. (*)
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Faizal R Arief |