https://jatim.times.co.id/
Pendidikan

Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang Dorong Kepedulian Generasi Muda terhadap Candi Pendem

Minggu, 18 Mei 2025 - 01:18
Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang Dorong Kepedulian Generasi Muda terhadap Candi Pendem Para pengajar, Mahasiswa Universitas Negeri Malang, Siswa Sekolah Dasar Negeri Pendem 1, dan Perwakilan Dinas Pariwisata Kota Batu Sedang Foto Bersama dalam Kegiatan Branding Situs 2025 (Foto: M. Arif Rahman Hakim/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM – Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) Sejarah Universitas Negeri Malang menggelar upaya branding situs Candi Pendem pada Sabtu, 17 Mei 2025.

Dilaksanakan di lokasi, Situs Pendem, Jalan Panderman No. 16, Rt. 20, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, acara ini bertujuan untuuk mendorong kepedulian generasi muda dalam merawat situs Candi Pendem sebagai bagian dari warisan budaya.

Kegiatan tersebut dihadiri tiga pemateri, Naning Wulandari, SS., M.Sos., anggota Dinas Pariwisata Kota Batu,  Drs. Slamet Sujud Purnawan Jati., M.Hum., dosen sejarah Universitas Negeri Malang, dan Ahmad Rofi Uddin, mahasiswa Universitas Negeri Malang. Dengan peserta Peserta kegiatan yang terdiri dari beberapa mahasiswa sejarah Universitas Negeri Malang dan siswa kelas empat SDN Pendem 1.    

Mahasiswa-Universitas-Negeri-Malang-b.jpgAhmad Rofi Uddin (mengenakan syal) mengajak seorang siswa SDN Pendem 1 untuk Mengenalkan Situs Pendem kepada peserta kegiatan (Foto: M. Arif Rahman Hakim/TIMES Indonesia)

“Kami ingin memberikan ruang bagi para generasi muda untuk lebih mengenal kekayaan sejarah,” ungkap Sanoval Andrea, Ketua Pelaksana.

Ia menjelaskan, selain kegiatan ini penting bagi mahasiswa sejarah, kegiatan pengenalan situs juga tak kalah penting untuk anak-anak jenjang sekolah dasar yang seringkali memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu yang baru dann belum mereka kenali.  

Naning menjelaskan, pada akhir 2019, ada laporan masyarakat yang datang kepada dinas pariwisata Kota Batu. Laporan tersebut menginformasikan ditemukannya artefak bata kuno setelah seorang warga tak sengaja melihat adanya struktur peninggalan masa lampau ketika dirinya hendak menanam pohon alpukat.

Bata itu diduga benar berasal dari masa dahulu, sebab bata tersebut berukuran besar. Bata kuna identik memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibanding bata modern.

Dinas pariwisata Kota Batu akhirnya melanjutkan laporan itu ke BPK (Badan Pelestarian Kebudayaan Jawa Timur. Kemudian pada Desember 2019, diadakanlah upaya ekskavasi di wilayah tersebut. Bersamaan juga pada saat itu, ditemukan koin (1810 dan 1825) dan botol kaca VOC, keramik, gerabah, kreweng, dan struktur sumuran.

Pada 2020 akhir, BPK mengadakan ekskavasi lanjutan. Memperdalam galian sumuran situs. Ekskavasi lanjutan ini, juga diamaksudkan untuk dapat mengecek, apakah di dalam sumuran tersebut, tersimpan pripih (harta berharga) atau tidak.

Setelah dilakukan penggalian, rupanya dalam sumur, banyak ditemukan batu-batu besar (yang seakan sengaja ditimbun), dan benar saja, ditemukan pula sebuah wadah yang diduga kotak pripih dalam sumur tersebut. Hanya saja, setelah diperiksa, kotak itu kosong.   

 “Tahun ini, kami (pemerintah Kota Batu) berencana untuk melakukan penataan lanjutan pada situs ini. Membuat atap permanen. Kemudian juga dibangun gapura,” imbuh Naning.

Struktur situs Candi Pendem, kuat dinyatakan memiliki corak Hindu. Hal ini didukung beberapa indikator. Selain dari perupaan struktur yang memiliki banyak kesamaan dengan struktur peninggalan klasik bercorak Hindu pada umumnya, dia area situs ini, juga ditemukan temuan artefak “nandi” dan “yoni”. Selain itu, ditemukan pula temuan lumbang batu.

Dengan menggunakan pendekatan perbandingan, tampak bahwa struktur bata pada situs Candi Pendem memiliki kemiripan dengan struktur yang ada pada Situs Sekaran, Malang. Dengan demikian, Situs Pendem ini dibangun pada masa pra-Majapahit.

Naning menambahkan, beberapa peneliti banyak yang berpendapat bahwa  Situs Pendem tersebut berhubungan dengan Prasasti Sanguran (850 Saka/928 Masehi), yang sekarang ada di Skotlandia.

 “Situs ini adalah situs paling besar yang ditemukan di Kota Batu. Kita harus bangga,” pesan Naning kepada para mahasiswa dan siswa sekolah dasar yang hadir.

Pentingnya Pengelolaan Situs dan Penumbuhan Kesadaran Publik

Rofi menjabarkan, ada tiga kemungkinan yang terjadi pada situs ini. Pertama, hancur akibat bencana alam, seperti gempa, topan, dan lain sebagainya. Kedua, terjadi konflik sosial—semacam peperangan atau penjarahan. Ketiga, adanya pihak yang sengaja mengupayakan penghilangan situs itu sendiri.

Bagi Rofi, kemungkinan kedua dan ketiga memiliki tendensi paling kuat. Adanya bukti sumuran candi berisikan pripih kosong dan ditimbun berpuluh-puluh bongkah bebatuan, membawa hipotesis kuat bahwa situs ini pernah mengalami tindak kejahatan dan sengaja disembuyikan oleh beberapa pihak di masa lampau yang tidak bertanggung jawab.

Mahasiswa-Universitas-Negeri-Malang-c.jpgSitus Pendem, yang ada Jalan Panderman No. 16, Rt. 20, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, (Foto: M. Arif Rahman Hakim/TIMES Indonesia)

Sujud melanjutkan, setidaknya ada tiga upaya untuk dapat mengendalikan tindakan preventif dari tindak kejahatan pada situs cagar budaya.

Pertama, tentu saja melalui pendidikan yang memuat wawasan sejarah dan kebudayaan. Kedua, adanya pemberian ganti-untung pada penemu atau pemilik lahan situs dan temuan lepas terkait. Ketiga, harus sering diadakan kegiatan publik (seperti pameran, sarasehan, seminar) yang melibatkan pihak museum.

Bagi Sujud, selain tiga hal itu, upaya aktif dari masyarakat setempat dan pemerintah untuk bijak mengelolanya juga menjadi penting. Setelah dilakukan beberapa upaya untuk menumbuhkan minat publik dari berbagai cara, mulai pendidikan, pemberian ganti-untung, sampai dengan pelbagai giat promosi sosial topik-topik sejarah, semua akan terkesan percuma jika kesadaran pengelolannya juga tak dimaksimalkan.

Keduanya, memberi stimulus positif pada publik dan mengemas situs atau temuan lepas, adalah dua hal yang harus dijalankan bersama.   

“Kita harus mempunyai rasa memiliki (untuk kekayaan budaya dan sejarah yang kita  punya),” pesan Sujud. (*)

Pewarta : M. Arif Rahman Hakim (Magang MBKM)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.