TIMES JATIM, MOJOKERTO – Seniman lokal Mojokerto kini mendapat ruang baru. Keterpurukan akibat pandemi membuat para seniman tidak memiliki ruang untuk menyajikan karyanya. Namun ternyata, lukisan bisa dijadikan pendukung terapi psikologi pasien rawat inap seperti dilakukan RS Reksa Waluyo.
Menjadi salah satunya rumah sakit di Mojokerto yang memanfaatkan lukisan sebagai media pendukung terapi bagi pasien, rumah sakit yang genap berusia 77 tahun ini terus mengoptimalisasi pelayanan yang disuguhkan. Optimalisasi ini salah satunya terletak pada bidang bidang bio-psiko-sosio pasien.
Direktur RS Reksa Waluyo (RS RW), Drg Ida Irmawati, M. Kes., M HKes., mengatakan bahwa terdapat sebuah teori yang dinamakan healing environment. Bagaimana lingkungan yang dibangun, itu bisamendukung proses penyembuhan bagi pasien. Hal ini menjawab visi RS RW menyelenggarakan pelayanan holistik. Dengan sentuhan psikologi dapat didukung dengan tata ruang yang sesuai kebutuhan pasien.
"Terdapat teori tentang healing environment. Jadi bagaimana lingkungan itu membuat suasana seorang pasien itu bisa menyembuhkan," ungkapnya kepada TIMES Indonesia di RS Reksa Waluyo, Kamis (25/8/2022).
Prosesi penyerahan lukisan flora dari Seniman Lokal Mojokerto kepada Direktur RS Reksa Waluyo, Drg. Ida Irmawati, M. Kes., M. HKes., di RS Reksa Waluyo, Kota Mojokerto, Kamis (25/8/2022) (Foto: Thaoqid Nur/TIMES Indonesia)
Lantas pihak RS Reksa Waluyo ingin mewujudkan hal tersebut. Penataan ruang, manajemen, dan unsur-unsur lingkungan di RS Reksa Waluyo dibuat untuk mendukung healing environment.
Hal ini juga berangkat dari survey kepuasan pelanggan. Lantas, serangkaian konsultasi dari berbagai pihak yang berkompeten turut dilibatkan.
Ida Irmawati menambahkan, dengan menyuguhkan lukisan ini di kamar pasien bisa membuat pasien tidak bosan. Bisa merasakan semangat untuk segera sehat.
"Jadi orang terbaring dalam posisi diinfus orang itu bisa merasa tenang dan merasakan nilai spiritualitas dari sisi psikologis dan bisa menghayati bahwa Tuhan masih menyayangi setiap manusia. Ketika sakit pun harus bahagia, ketika sakit pun harus semangat, dan kembali bangkit," sambung Ida.
Upaya penataan ruang untuk mewujudkan healing environment ini memang sudah saatnya bagi RS Reksa Waluyo. Terlebih di usianya yang saat ini menginjak 77 tahun.
"Upaya penataan ini memang sudah saatnya bagi kami. Tapi semua ini tidak terlepas dari tujuan berdirinya rumah sakit yang harus dicapai begitu," jelasnya.
"Semoga ini memberi manfaat juga bagi seniman, bisa membantu berkarya bagi orang sakit, bisa menolong adalah suatu kebanggaan tersendiri. Dan rumah sakit ini bisa memberi nilai manfaat," pungkasnya.
Suasana taman ruang hijau pasien RS Reksa Waluyo, Kota Mojokerto, Kamis (25/8/2022) (Foto: Thaoqid Nur/TIMES Indonesia)
Terpisah, Seniman Mojokerto, Masrukhan mengaku bersyukur karena karyanya bisa memberikan nilai bagi pasien. Menyajikan pesan semangat untuk sembuh dan kembali pulih.
"Saya bersyukur dan ada kebanggaan tersendiri bagi saya, karena bagi rumah sakit untuk menyajikan karya saya," ujarnya.
Masrukhan menilai tema flora dalam lukisannya ini cocok untuk rumah sakit. Terlebih lagi bunga mekar. Hal ini membawa pesan untuk semangat dan bangkit untuk sembuh.
"Lukisan ini flora ini kalau dipandang itu sejuk, tenang. Dan melalui lukisan ini, saya membawa pesan flora ini cocok untuk pasien untuk semangat seperti bunga yang mekar. Warna ini kita pilih untuk bisa menimbulkan semangat," ujarnya mengapresiasi RS Reksa Waluyo, Mojokerto. (*)
Pewarta | : Thaoqid Nur Hidayat |
Editor | : Ronny Wicaksono |