TIMES JATIM, BANJARNEGARA – Bantuan logistik dan makanan untuk warga terdampak bencana longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, langsung digerakkan hanya beberapa jam setelah bencana terjadi. Pemprov Jateng memastikan seluruh kebutuhan dasar pengungsi tercukupi.
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengatakan, bantuan dari provinsi sudah dikirim sejak hari pertama longsor melanda kawasan tersebut pada Minggu, 16 November 2025. Selain mendukung kebutuhan warga, tim gabungan juga fokus melakukan pencarian dan evakuasi terhadap warga yang berusaha menyelamatkan diri ke area hutan pinus saat peristiwa terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.
“Tim gabungan saat ini memusatkan pencarian pada warga yang masuk ke hutan. Penanganan dilakukan secara terpadu sejak laporan awal diterima,” ujar Luthfi saat meninjau pengungsian di Kantor Kecamatan Pandanarum, Senin (17/11/2025).
Menurutnya, bantuan yang disiapkan mencakup logistik permakanan, peralatan tidur, obat-obatan, serta dukungan posko pengungsian dan dapur umum.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Jawa Tengah, Didik Prawata, menambahkan bahwa mereka langsung menurunkan tim berikut logistik sesaat setelah mendapat informasi adanya longsor. “Hari ini kami mendistribusikan dua ton beras serta logistik dengan nilai sekitar Rp 239 juta,” kata Didik.
Dapur umum yang dibuka di area Kantor Kecamatan Pandanarum telah menyalurkan 1.000 paket nasi bungkus pada pagi hari dan 1.200 paket pada siang hari. “Kami memastikan kebutuhan makanan korban aman. Untuk pembagian sore hari masih kami koordinasikan dengan BPBD sesuai kebutuhan,” jelasnya. Bantuan logistik dan makanan disebar ke empat titik pengungsian dan akan terus diberikan hingga situasi membaik.
Sementara itu, koordinasi antara Pemprov Jateng, Pemkab Banjarnegara, dan kementerian terkait terus berjalan untuk mempercepat pemulihan warga terdampak.
Di pengungsian, warga merasakan langsung dukungan pemerintah. Wastinah, salah satu penyintas longsor, mengaku bantuan datang tepat waktu. Ia menceritakan detik-detik saat berusaha menyelamatkan diri.
“Saya sempat berlindung di kuburan sebelum lari ke hutan bersama rombongan. Kami kemudian dijemput petugas dan dibawa ke puskesmas lalu ke pengungsian,” tuturnya.
Di tempat pengungsian, ia dan warga lain mendapat alas tidur, pakaian layak pakai, selimut, serta makanan dan minuman. “Alhamdulillah bantuannya cepat. Kami dapat makan tiga kali sehari dan menunya layak,” ujarnya.
Wastinah berharap pemerintah dapat memberikan hunian baru bagi warga. “Semoga ada solusi. Kalau bisa, kami punya rumah lagi, tapi bukan di lokasi yang rawan itu,” katanya. (*)
| Pewarta | : Bambang H Irwanto |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |