TIMES JATIM, BONDOWOSO – Angin kencang tercatat sebagai bencana yang paling sering melanda Bondowoso dalam dua tahun terakhir. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menunjukkan, sepanjang 2024 terjadi lebih dari 180 peristiwa bencana, dengan angin kencang menyumbang lebih dari separuhnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK2) BPBD Bondowoso, Yuliono Triandana mengungkapkan, ada 111 kasus angin kencang sepanjang tahun lalu.
Sisanya terdiri dari 31 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 19 banjir, 12 tanah longsor, 10 bencana non-alam, 4 bencana sosial, serta 2 erupsi gunung api.
“Kalau dilihat dari data, angin kencang masih yang paling dominan,” ujarnya, Jumat (14/9/2025).
Memasuki 2025, tren serupa masih berlanjut. Hingga Agustus, tercatat 35 kali angin kencang, disusul 13 banjir, 10 longsor, 5 bencana non-alam, dan 2 karhutla.
Menurutnya, faktor penyebabnya antara lain pengaruh Monsun Australia, pola cuaca lokal, hingga radiasi matahari. Meski hampir merata di semua kecamatan, wilayah Maesan menjadi titik yang sering diprioritaskan penanganan.
Sepekan terakhir saja, tercatat tiga kali angin kencang melanda. Salah satunya di Desa Jambesari, Kecamatan Jambesari DS, pada Selasa (2/9/2025), saat pohon tumbang menimpa dua dapur rumah warga.
Peristiwa lain terjadi Sabtu (6/9/2025) di jalur Jember–Bondowoso, Desa Suger Lor, Kecamatan Maesan. Sebuah pohon tumbang menimpa mobil angkutan umum. Beruntung tak ada korban jiwa, meski kerugian ditaksir mencapai Rp 2 juta. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Waspada! Angin Kencang Masih Jadi Ancaman Utama di Bondowoso
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |