TIMES JATIM, PACITAN – Dunia pesantren kembali berduka. KH Moh Nasrullah Baqir, Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah, Paciran, Lamongan, meninggal dunia pada Jumat (13/12/2024) dini hari di Yogyakarta.
Kabar duka ini disampaikan langsung oleh putra tertua almarhum, Hamid Ahmad, melalui pesan suara yang tersebar di grup-grup alumni.
“Ngapunten ing kang katah, niki Buya sampun mboten wonten. Panjenengan suwunaken ngapunten kanggih Buya (Mohon maaf sebesar-besarnya, Buya sudah tidak ada. Mohon dimintakan permintaan maaf atas nama Buya),” ungkap Hamid Ahmad, yang akrab disapa Gus Ami’.
Almarhum, yang akrab dipanggil Buya atau Yai Rul oleh para santrinya, wafat dalam usia 58 tahun. Beliau menghembuskan napas terakhir dalam tidurnya seusai menghadiri puncak Haul KH Munawwir di Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta.
“Setelah itu istirahat di penginapan, pagi menjelang Shubuh dibangunkan sampun kapundut (sudah meninggal),” terang putri almarhum, Ilzami Zimama Haqq.
Wafat di Hari Jumat dan Bertepatan dengan Ulang Tahun
KH Nasrullah Baqir tutup usia pada tanggal yang sama dengan hari kelahirannya, yakni 13 Desember 1966–13 Desember 2024. Momen wafatnya yang bertepatan dengan hari Jumat membuat banyak pihak meyakini beliau meninggal dalam keadaan husnul khatimah.
“Insyaallah Buya khusnul khotimah, meninggal di hari Jumat, menghembuskan napas terakhir setelah malamnya menghadiri Haul,” tutur Sahal Mahbub, alumni Tarbiyatut Tholabah yang kini melanjutkan studi di Krapyak.
Sosok Guru yang Dicintai Santri dan Alumni
Sebagai seorang ulama, KH Nasrullah Baqir dikenal sebagai figur yang sederhana dan menjadi teladan bagi para santri serta alumninya. Ketua Ikatan Keluarga Besar Alumni Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah (Ikbal Tabah) mengungkapkan rasa kehilangan mendalam atas wafatnya beliau.
“Kami segenap santri dan alumni sangat kehilangan beliau sebagai sosok yang selama ini menjadi panutan bagi kami, karena beliau sosok yang sederhana dan memberikan suri teladan,” ungkapnya.
Muhammad Ulinnuha, salah satu alumnus pesantren, mengenang Buya sebagai guru yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga meneladankan kebijaksanaan, kesabaran, dan keistiqamahan.
“Beliau wafat hari Jumat, kami semua yakin beliau husnul khatimah. Lahul Fatihah,” ungkapnya.
Jenazah KH Nasrullah Baqir disalatkan di Masjid Pondok Pesantren Kranji ba’da ashar. Selanjutnya, almarhum dimakamkan di komplek pemakaman keluarga dan masyayikh pondok pesantren tersebut.
Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah sendiri merupakan salah satu pesantren tertua di pesisir Lamongan dengan usia lebih dari satu abad. Pesantren ini pernah mendapatkan penghargaan khusus dari PBNU beberapa tahun lalu atas perannya dalam pengembangan pendidikan Islam.
Kepergian KH Nasrullah Baqir meninggalkan duka mendalam bagi dunia pesantren, khususnya bagi santri, alumni, dan masyarakat di sekitar pesantren. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dunia Pesantren Berduka, KH Nasrullah Baqir Wafat di Hari Ulang Tahunnya
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Deasy Mayasari |