TIMES JATIM, MALANG – Rangkaian kegiatan Malang Retro #4 tahun 2025 diwarnai aksi melukis langsung atau on the spot (OTS) di kawasan Kayutangan Heritage, Kota Malang. Kegiatan yang digelar secara spontan ini melibatkan para seniman lukis dari berbagai kalangan yang berkumpul di sekitar Patung Chairil Anwar.
Dengan membawa kanvas dan perlengkapan melukis masing-masing, para seniman menyebar di sejumlah titik di sepanjang Jalan Kayutangan. Aksi melukis di ruang publik ini menjadi bagian dari dukungan terhadap agenda lelang lukisan Malang Retro #4 yang digelar selama dua hari di Gedung Sarinah.
Pelukis menunjukkan hasil lukisan bertema gereja dan patung kereta di Kayutangan. (FOTO: Miranda)
Kegiatan OTS melukis ini bertujuan menggalang donasi bagi korban bencana alam di Aceh dan Sumatra. Kegiatan melukis terbuka ini berlangsung selama dua hari, Sabtu hingga Minggu. Masyarakat umum dipersilakan ikut melukis bersama atau sekadar menyaksikan proses kreatif para seniman.
Salah satu pelukis yang terlibat, Pramono (57), mengaku datang sejak pagi untuk menuangkan imajinasinya ke atas kanvas. Dengan penuh semangat, ia melukis objek di sekitarnya, seperti bangunan gereja dan Gedung Sarinah. Pramono mengatakan, kegiatan melukis OTS kerap ia lakukan bersama komunitasnya.
“Kami memang sering melukis langsung di lapangan, terutama kalau ada ruang publik yang menarik seperti ini,” ujarnya.
Pramono, melukis di jalan Kayutangan yang menjadi bagian acara pameran seni Malang Retro. (FOTO: Miranda)
Kegiatan ini diikuti seniman dari berbagai daerah dan komunitas, antara lain Komunitas Pelukis Malang Raya, Asta Cita Perupa Malang, hingga pelajar. Kegiatan tersebut digagas secara spontan oleh Endik Asto selaku koordinator seniman lukis.
“Ini lanjutan dari rangkaian Malang Retro. Saya tiba-tiba terpikir, bagaimana kalau melukis OTS sekalian untuk penggalangan dana,” ujar Endik.
Pantauan di lokasi menunjukkan jumlah seniman dan pengunjung terus bertambah menjelang siang. Sejumlah lukisan yang mulai dikerjakan sejak pagi pun hampir rampung. Di beberapa titik juga terlihat kotak donasi yang disediakan untuk pengunjung. Dana yang terkumpul rencananya akan disalurkan melalui Dinas Sosial Kota Malang kepada korban bencana alam.
Pramono berharap kegiatan melukis OTS tidak hanya digelar saat event besar, tetapi bisa dilakukan secara rutin.
“Karena ada penggalangan dana, OTS ini jadi terlaksana. Harapannya ke depan bisa rutin, mungkin dua atau tiga bulan sekali,” katanya.
Sebagai informasi, Malang Retro #4 juga menggelar lelang lukisan di Gedung Sarinah lantai dua. Lebih dari 23 pelukis ambil bagian dengan hampir 100 karya yang dipamerkan. Sebagian hasil lelang akan didonasikan untuk membantu korban bencana alam di Aceh dan Sumatra. (*)
| Pewarta | : Miranda Lailatul Fitria (MG) |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |