TIMES JATIM, MAGETAN – Pemkab Magetan bergerak cepat merespons laporan dugaan keracunan MBG (Makan Bergizi Gratis) yang menimpa sejumlah siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kediren 2, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, Jumat (17/10/2025).
Tim dari Dinas Kesehatan dan Satuan Tugas (Satgas) terkait telah diterjunkan untuk melakukan investigasi awal dan mengambil sampel yang akan diuji di laboratorium.
Pj. Sekda Magetan Muhtar Wahid, dalam keterangannya membenarkan adanya insiden tersebut. Ia mengaku telah menerima informasi mengenai sejumlah siswa yang menunjukkan gejala klinis serupa secara bersamaan.
"Kami menerima informasi adanya kejadian di SDN Kediren 2. Ada laporan siswa yang mengalami gejala-gejala seperti sakit perut dan muntah-muntah," ujar Muhtar Wahid saat dikonfirmasi pada Jumat (17/10/2025).
Meski gejala yang timbul mengarah pada keracunan makanan, pihak pemerintah belum dapat mengambil kesimpulan akhir. Menurut Muhtar, penyebab pasti dari insiden ini baru dapat dipastikan setelah hasil uji laboratorium keluar.
Sekda Magetan, Muhtar Wahid saat dikonfirmasi. (Foto: Aditya Candra/TIMES Indonesia)
"Saat ini, kami belum bisa memastikan apakah ini murni keracunan atau ada faktor lain. Untuk itu, sampel-sampel terkait sudah diambil oleh Dinas Kesehatan dan Satgas, dan saat ini sedang dalam proses pengiriman ke laboratorium di Surabaya untuk diuji," jelasnya.
Namun, sebagai langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari, Pemkab Magetan akan segera melakukan evaluasi dan pembinaan. Rencananya, seluruh penyedia pangan di lingkungan sekolah (SPPG) akan dikumpulkan bersama dengan Satgas terkait.
"Langkah kami selanjutnya adalah akan memanggil seluruh SPPG bersama Satgas. Tujuannya adalah untuk kita berdiskusi, memberikan arahan, dan melakukan antisipasi agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali," jelas Muhtar.
Senada dengan itu, Kepala Dinkes Magetan, Rohmat Hidayat menjelaskan, siswa tiba di Puskesmas Lembeyan dengan keluhan yang seragam, meliputi sakit perut, mual-mual, pusing, hingga sebagian mengalami muntah.
Ia merinci, dari 12 siswa yang ditangani, sembilan di antaranya yang mengalami gejala ringan telah diizinkan pulang lebih awal. Sementara tiga siswa lainnya sempat menjalani observasi lebih lanjut sebelum akhirnya pulih dan diizinkan pulang.
Selain itu, Hal tersebut menjadi pengingat keras bagi semua penyelenggara program MBG untuk memperketat pengawasan terhadap standar keamanan pangan. Rohmat menekankan pentingnya pemenuhan syarat laik hygiene sanitasi (SLHS) bagi dapur umum.
"Ini adalah kasus dugaan keracunan pertama yang dikaitkan dengan program MBG di Magetan. Kami mengimbau seluruh pihak terkait untuk memperketat pengawasan dan disiplin dalam menerapkan prosedur kebersihan," tuturnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dugaan Keracunan MBG Siswa SD di Lembeyan, Ini Respon Pemkab Magetan
Pewarta | : Aditya Candra |
Editor | : Deasy Mayasari |