TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Kasus kematian sorang perawat dan pemuda akibat pesta miras di rumah Kades Temenggungan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, Jatim, diduga juga melibatkan oknum polisi. Dugaan itu mendapat respons tegas dari kapolres setempat, AKBP Wisnu Wardana.

"Kami masih melakukan lidik terkait kasus tersebut. Kami akan lakukan tindakan tegas jika angggota kami terbukti bersalah," tegas Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana, kepada TIMES Indonesia, Senin (5/5/2025).

"Kami bertindak secara profesional terhadap anggota jika melakukan hal di luar kewajaran. Jangan mencoreng institusi Polri. Perhatikan kepada anggota yang lain," sambung Kapolres Wisnu.

Wisnu Wardana, kembali menegaskan, tidak main-main melakukan tindakan tegas terhadap anggotanya jika melakukan tindakan-tindakan tidak baik di mata masyaralat.

"Soal keterlibatan anggota kami dalam peristiwa miras tersebut, kami masih lakukan penyelidikan intensif," tambahnya.

Berdasarkan informasi yang didapat TIMES Indonesia dari sumber terpercaya, bahwa miras yang menyebabkab dua korban jiwa itu dipasok oleh seorang oknum anggota polisi yang berdinas di jajaran Polres Probolinggo.

Oknum tersebut adalah SA. "Informasinya memang ada oknum polisi yang menyuplai miras itu. Saya percaya Polres Probolinggo, tidak akan tebang pilih untuk memberikan keadilan. Pasti itu ditindak dengan hukum yang berlaku jika terbukti bersalah," tutur MF, sumber terpercaya tersebut. 

Diberitakan sebelumnya, dua orang pemuda di Kabupaten Probolinggo, meninggal dunia usai menenggak minuman keras atau miras bersama empat orang teman lainnya. Pesta miras dilakukan di rumah Kepala Desa Temenggungan, Kecamatan Krejengan, kabupaten setempat. 

Pesta miras itu terjadi Selasa malam 29 April 2025 hingga Rabu dini hari. Satu korban yang diketahui berinisial R (19) dan AL (38) merupakan warga setempat. Keduanya meninggal saat menjalani perawatan medis di rumah sakit Rizani Paiton, dan RSUD Waluyo Jati Kraksaan, kabupaten setempat. (*)