TIMES JATIM, SURABAYA – Musim panen tembakau di Probolinggo tahun ini diwarnai kabar kurang menyenangkan bagi para petani. Harga jual tembakau di tingkat petani mengalami penurunan drastis, memicu keresahan di sentra-sentra produksi. DPRD Jawa Timur mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim untuk segera mengambil langkah konkret guna menstabilkan harga tembakau dan memastikan kesejahteraan petani tembakau tidak terabaikan.
Penurunan harga ini menjadi pukulan telak bagi petani yang telah mengeluarkan modal besar dan tenaga ekstra selama masa tanam hingga panen. Kondisi ini dikhawatirkan dapat memicu kerugian signifikan dan mengancam keberlangsungan hidup ribuan keluarga petani di Probolinggo yang sangat bergantung pada komoditas tembakau.
Anggota Komisi B DPRD Jatim dari Fraksi PKB, Mahdi menyoroti urgensi intervensi pemerintah serta menekankan bahwa fluktuasi harga ekstrem memerlukan kebijakan jangka pendek dan panjang yang pro-petani.
"Pemerintah harus memberikan perhatian serius terhadap nasib petani tembakau di Probolinggo. Harga anjlok ini sangat merugikan mereka," ujar Mahdi pada Rabu (30/7/2025).
Mahdi menambahkan, beberapa faktor disinyalir menjadi penyebab anjloknya harga tembakau. Meskipun detail spesifik penyebab penurunan harga tidak disebutkan, biasanya faktor tersebut meliputi kelebihan pasokan di pasar, kualitas tembakau yang tidak sesuai standar industri, atau dinamika pasar global.
DPRD Jatim berharap Pemprov dapat mengidentifikasi akar masalah secara lebih detail dan cepat.
Dalam konteks ini, Mahdi mendesak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, untuk berkoordinasi langsung dengan pihak pabrikan rokok dan pelaku usaha tembakau. Tujuannya adalah mencari titik temu harga yang adil bagi petani, sekaligus memastikan ada penyerapan produksi tembakau secara optimal.
"Jangan sampai petani kita merugi terus setiap musim panen. Pemprov harus punya jurus jitu untuk menstabilkan harga dan menjamin keberpihakan kepada petani lokal," pungkas Mahdi.
Harapannya, dengan intervensi yang cepat dan tepat dari Pemprov Jatim, harga tembakau dapat kembali stabil, sehingga jerih payah petani dihargai dan roda perekonomian di Probolinggo, khususnya sektor pertanian tembakau, dapat terus berputar. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Harga Tembakau di Probolinggo Anjlok, DPRD Jatim Desak Pemprov Ambil Langkah
Pewarta | : Zisti Shinta Maharrani |
Editor | : Deasy Mayasari |